Kolase.id – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan baik Badan Pengelola Tabungan Perumahan (BP Tapera), Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), serta seluruh penyalur KPR termasuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) serta Pemerintah Daerah untuk bersinegi untuk mewujudkan percepatan pengembangan ekosistem pembiayaan perumahan nasional untuk mendukung percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya di sektor perumahan.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo dalam sambutannya di acara Media Gathering BPD pada (30/3) di Bali. Ananta menegaskan bahwa sebagai Special Mission Vehicle Pemerintah, SMF mempunyai komitmen yang kuat untuk aktif berkontribusi dalam mendukung mendukung percepatan PEN khususnya di sektor perumahan baik dari sisi supply maupun demand melalui peningkatan kapasitas penyaluran pembiayaan perumahan secara berkesinambungan di seluruh daerah di Indonesia.
Hal tersebut tegas Ananta sejalan dengan dukungan yang telah diberikan Pemerintah kepada Perseroan baik melalui perluasan mandat maupun pemberian dana Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk mendukung Program KPR FLPP. “Melalui penyaluran pembiayaan perumahan yang berkesinambungan, kami berharap impian semua masyarakat untuk memiliki hunian yang layak dan terjangkau semakin terbuka,”ungkap Ananta dalam acara yang dihadiri oleh Direksi serta perwakilan Manajemen BPD dari seluruh Indonesia tersebut.
Seperti diketahui, dalam rangka mengoptimalkan peran SMF sebagai fiscal tools, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mengalirkan PNM tahun 2021 kepada SMF sebesar Rp2,25 Triliun untuk mendukung Program KPR FLPP. Dana PMN tersebut kemudian di blended dengan dana SMF yang bersumber dari penerbitan surat utang korporasi di pasar modal, yang kemudian seluruh dananya digunakan untuk mendukung target program KPR Subsidi FLPP Pemerintah.
“Kami mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan khususnya kepada BP Tapera, ASBANDA, serta seluruh penyalur KPR termasuk BPD serta Pemerintah Daerah untuk bersama-sama memanfaatkan privilege tersebut dan untuk dapat menjadi pionir penyaluran KPR di wilayahnya masing-masing dengan meningkatkan penyaluran KPR khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah,” kata Ananta.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Rionald Silaban dalam keynote spech nya mengatakan bahwa di tahun 2022 Pemerintah melalui program KPR FLPP telah menargetkan penambahan sebanyak 200.000 unit rumah dengan alokasi sebesar Rp23 triliun. Rionald mengatakan bahwa sejak tahun 2010 sampai dengan 2021, Kementerian Keuangan telah menyalurkan pembiayaan untuk mendukung KPR FLPP sebesar Rp75,17 triliun atau sebanyak 943.000 unit rumah.
Rionald juga mengungkapkan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kerja keras semua pihak, sehubungan dengan itu ia memandang pentingnya peran aktif dari para pelaku industri perumahan, khususnya Bank Pembangunan Daerah diseluruh wilayah di Indonesia untuk mewujudkan mimpi semua orang untuk memiliki hunian yang layak, oleh karena itu, sinergi antara Pemerintah, Bank, dan SMF perlu di perkuat.
“Peran SMF sebagai fiscal tools Pemerintah dalam program tersebut sedianya dapat menjadi gayung bersambut bagi BPD yang dapat berpartisipasi lebih aktif dalam menyalurkan KPR di daerahnya masing-masing, sehingga dapat meminimalisir backlog pemilikan rumah di Indonesia,”imbuh Rionald.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan, Kementrian PUPR, Herry Trisaputra Zuna, memaparkan bahwa saat ini penyediaan perumahan dihadapkan pada tantangan yang besar untuk menyelesaikan 12,7 juta backlog rumah tangga, yang terus bertambah sebesar 680.000 rumah tangga setiap tahunnya. Menurutnya selain kepemilikan rumah, masih menjadi tugas kita bersama untuk mewujudkan target RPJMN dalam peningkatan jumlah rumah layak huni, dari yang saat ini baru pada angka 56,75% menjadi 70% di tahun 2024, atau setara dengan 11 juta rumah tangga.
Terkait hal tersebut Herry menuturkan bahwa potensi BPD untuk berperan dalam mencapai target-target tersebut tentu sangat diharapkan. BPD dapat menjadi pendukung utama dalam kolaborasi seluruh stakeholder untuk mempermudah akses masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah dan informal, dalam memiliki rumah layak huni. “Dengan keterlibatan BPD diharapkan dapat mempercepat penyelesaian backlog rumah tangga maupun rumah tidak layak huni yang menjadi target kita bersama,” ucap Herry.
Herry memaparkan bahwa berdasarkan data OJK, pertumbuhan KPR Perbankan terus membaik sejak akhir tahun 2020, dan pada Februari 2022, pertumbuhan KPR perbankan nasional mencapai 10,2% year-on-year . Pencapaian tersebut tentu tidak terlepas dari peran BPD. Hingga saat ini, total penyaluran KPR FLPP oleh BPD berhasil mencapai 67.273 unit, atau senilai Rp 7,4 Triliun. Tren total penyaluran yang positif tersebut juga ditunjukkan pada program BP2BT pada tahun 2020-2021.
“Kapasitas tersebut harus terus ditingkatkan, tidak hanya untuk meneruskan program yang ada, namun juga untuk pengembangan produk baru. Program Refinancing Kredit Multiguna yang diluncurkan pada awal Tahun 2022 ini, menjadi salah satu contoh inovasi yang baik dalam peningkatan kapasitas BPD. Dengan potensi sektor properti yang mampu menggerakkan 174 sektor lain, pada gilirannya, peningkatan kapasitas pembiayaan BPD tentu akan menggerakkan roda pemulihan ekonomi, utamanya di tingkat daerah,” ungkap Herry.
Analis Eksekutif Senior Deputi Pengawas Perbankan IV, Otoritas Jasa Keuangan, Roberto Akyuwen memaparkan bahwa sampai dengan Januari tahun 2022 Fungsi intermediasi BPD mencatatkan tren perbaikan dengan pertumbungan kredit 5,15% year-on-year. Dimana kenaikan kredit juga didukung oleh pertumbuhan DPK yang tumbuh positif 12,50% year-on-year.
Sehubungan dengan itu Direktur Eksekutif Asbanda, Wimran Ismaun mengatakan bahwa kesiapan Asbanda untuk merajut sinergi antar lembaga, hal tersebut sejalan dengan Program Transformasi BPD khususnya dalam hal peningkatan layanan, Asbanda saat ini tengah berupaya meningkatkan hubungan dengan lembaga-lembaga serta pihak-pihak terkait yang bisa mendukung bisnis dan layanan BPD seluruh Indonesia. Salah satunya adalah bekerjasama dengan SMF baik dalam layanan produk pembiayaan maupun penyelenggaraan forum atau workshop.
“Dalam rangka mendukung kolaborasi dan sinergi BPD seluruh Indonesia untuk membentuk ekosistem perumahan yang berkelanjutan dengan membentuk BPD Community. Adapun kegiatan-kegiatan BPD Community ini nantinya akan dilaksanakan dalam beberapa hal antara lain Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan pengkajian maupun pengembangan program layanan berbasis teknologi informasi digital serta kegiatankegiatan lainnya yang bermanfaat bagi BPD seluruh Indonesia. Diharapkan dengan adanya BPD Community ini nantinya BPD dapat lebih mengembangkan bisnis pembiayaan khususnya KPR, sehingga kuantitas dan kualitas produk KPR BPD semakin baik,”ucap Wimran.
Dalam kegiatan BPD Gathering ini dilaksanakan juga penandatanganan kesepakatan kerja sama antara SMF, BP Tapera, Asbanda serta BPD untuk mendorong akselerasi peningkatan kapasitas pembiayaan perumahan.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari upaya SMF bersama stakeholder perumahan dalam upaya mewujudkan keberpihakan bersama kepada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat kecil yang membutuhkan dan belum terfasilitasi untuk dapat memperoleh haknya dalam mendapatkan pembiayaan perumahan. “Kami berharap hal ini dapat memberikan dampak sosial ekonomi bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan perekonomiannya khususnya dalam kondisi sekarang ini di mana pandemi masih bergulir,” ucap Ananta. (*)