Ratusan Peserta Ikuti Journalist Camp 2025, Angkat Isu Keragaman Hayati

Ruang temu lintas komunitas untuk memperkuat kapasitas peserta dalam mengampanyekan isu keragaman hayati di ruang digital

Kolase Journalist Camp 2025 mengusung tema Ragam Hayati Kekuatan Kita. Foto: Dok. Yayasan Kolase

Kolase.id – Yayasan Kolase kembali menggelar Kolase Journalist Camp (KJC) 2025 yang kali ini mengusung tema “Ragam Hayati Kekuatan Kita”. Ajang konsolidasi dan pelatihan jurnalis, pers mahasiswa, kreator konten, serta masyarakat sipil ini akan berlangsung di Rumah Budaya Kampung Caping, Bansir Laut, Pontianak, pada 22–24 Agustus 2025.

Founder Yayasan Kolase Andi Fachrizal mengatakan KJC-2025 didesain sebagai ruang temu lintas komunitas untuk memperkuat kapasitas peserta dalam mengampanyekan isu keanekaragaman hayati di ruang digital.

“KJC 2025 bukan hanya ruang belajar, tetapi juga medan konsolidasi. Kita perlu memperkuat narasi bersama tentang pentingnya menjaga keragaman hayati, bukan cuma sebagai sumber daya, tetapi sebagai warisan kehidupan,” ujar Andi di Pontianak, Jumat (22/8/2025).

Menurutnya, strategi komunikasi publik menjadi kunci dalam pelestarian alam di tengah derasnya arus informasi.

“Hari ini tantangannya bukan hanya soal deforestasi atau polusi, tetapi juga kebisingan informasi. Kita perlu hadir dengan narasi yang kuat, berbasis data, dan menyentuh emosi,” katanya.

Andi mengatakan kegiatan ini akan diikuti 100 peserta, terdiri dari 60 peserta utama yang berasal dari kalangan jurnalis media arus utama, pers mahasiswa, komunitas pencinta alam, dan kreator konten. Sedangkan 40 peserta kehormatan melibatkan unsur pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat sipil (CSO), serta pengelola hutan desa.

Adapun rangkaian agenda KJC-2025 mencakup Kampanye publik “Love for Orangutan, Kawal Jangan Dijual”, digelar sebagai peringatan Hari Orangutan Sedunia 19 Agustus, berupa pameran fotografi dan atraksi musik di bantaran Sungai Kapuas, Workshop Jurnalistik “Demi Ragam Hayati, Kami Menulis”, untuk memperkuat kapasitas peserta dalam memproduksi konten visual dan naratif.

Selain itu, ada juga sesi nonton bareng dan diskusi film dokumenter, dilanjutkan aksi nyata “Bersihkan Kapuas: Jangan Ada Sampah di Antara Kita”, Workshop motivasi “Semua Orang adalah Pembaharu, Semua Jurnalis adalah Pembaharu”, yang mendorong peserta menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing.

Selanjutnya, Media gathering “Kawal Ragam Hayati, Lestarikan Tumbuhan dan Satwa Liar”, sebagai forum kolaborasi berbagai pemangku kepentingan menghadapi tantangan perdagangan ilegal dan perburuan satwa dilindungi.

Data Profil Keanekaragaman Hayati Kalbar 2024 mencatat provinsi ini memiliki 1.751 spesies tumbuhan asli dari 142 suku, dengan anggrek liar mendominasi hingga 320 spesies. Di sisi fauna, tercatat 1.423 spesies satwa liar, termasuk 114 mamalia, 546 burung, dan 420 ikan.

Namun, keragaman hayati Kalbar menghadapi ancaman serius akibat kerusakan habitat, eksploitasi berlebihan, spesies invasif, hingga perilaku manusia yang tidak ramah lingkungan.

“Kita butuh kerja kolaboratif lintas sektor. Pemerintah tidak bisa jalan sendiri, media tidak bisa bergerak sendiri, begitu juga masyarakat. Semua harus saling menopang,” kata Andi.

Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan kreatif, KJC-2025 diharapkan melahirkan narasi baru yang bukan hanya sebatas viral, tetapi juga berdaya ubah.

“Kita tidak bisa diam saat keragaman hayati terus menyusut. Lewat media, tulisan, foto, video, dan aksi nyata, kita ingin buktikan bahwa ragam hayati benar-benar adalah kekuatan kita,” tuturnya.*

Exit mobile version