Menjadikan Gambut Sebagai Rumah Pembelajaran

Avatar
Research Officer ICRAF Indonesia Arizka Mufida memberikan pemahaman tentang publikasi isu gambut di ajang Inkubasi Kontributor WikiGambut Kalbar di Hotel Harris Pontianak, 6-7 September 2022. Foto: Rizal Daeng

Kolase.id – Gambut bukan sekadar timbunan material organik, sisa-sisa pohon, rumput, lumut, dan jasad hewan yang membusuk. Lebih dari semua itu, gambut adalah rumah pembelajaran.

Begitulah sekumpulan anak-anak muda di Pontianak memaknai gambut. Mereka kemudian berhimpun dalam satu wadah bernama WikiGambut. Semacam rumah pembelajaran bersama.

WikiGambut lahir atas dukungan penuh dari program Peat IMPACTS melalui #PahlawanGambut. Program Peat IMPACTS saat ini sedang dijalankan oleh ICRAF Indonesia.

Mereka kemudian membawa isu gambut ke segala penjuru. Mendorongnya sebagai muatan lokal (mulok) di bangku pendidikan formal. Bahkan, gambut berseliweran di ruang diskusi, online maupun offline di setiap minggunya.

WikiGambut adalah ruang kreasi. Anak-anak muda bisa saling berinteraksi satu sama lainnya dalam satu ekosistem. Berbagi dan bertutur tentang gambut.

Pemandangan ini terekam jelas ketika ICRAF Indonesia melalui Program Peat IMPACTS menggelar Inkubasi Kontributor WikiGambut Kalbar di Hotel Harris Pontianak, 6-7 September 2022.

Sejumlah pihak hadir. Mereka dari kalangan pemerintahan, akademisi, CSO, mahasiswa, dan jurnalis. Bahkan, Dwi Astiani, Sang Profesor Gambut dari Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak juga hadir.

Muhammad Hatami, Koordinator WikiGambut Kalbar menyebut Inkubasi Kontributor WikiGambut Kalbar adalah sebuah ruang berekspresi dengan isu tematik: gambut.

“Saya berharap kegiatan ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran agar isu gambut dapat menjadi perhatian semua pihak,” katanya.

Transfer knowledge pun berlangsung. Pakar gambut melepaskan ilmunya kepada generasi pemula. Berbagai isu mencuat. Hasil penuturan dipublikasi secara mandiri oleh para kontributor WikiGambut ke platform berbasis digital bernama https://pahlawangambut.id/berbagi.

Proses semacam ini mendapat pengawalan ketat dari tim ICRAF Indonesia. Mereka adalah Arizka Mufida (Research Officer) dan Andree Ekadinata (Research Delivery Team Leader at World Agroforestry Centre).

Proses pembelajaran selama dua hari melalui Inkubasi Kontributor WikiGambut Kalbar hanyalah sebuah upaya kecil yang dilakukan oleh ICRAF. Namun, sangat mungkin dampaknya akan membumi.

Seperti halnya teori Butterfly Effect, bahwa kepakan sayap kupu-kupu di belantara Brasil, bisa menghasilkan badai tornado di Texas dalam jangka waktu tertentu.

Kepedulian anak-anak muda yang berhimpun dalam WikiGambut ini seperti mengempaskan ingatan pada lirik lagu milik Michael Jackson, Heal The World pada November 1991. Lagu ini menjadi legenda musik pop sepanjang masa lantaran pesannya yang sangat menyentuh.

There are ways to get there (Ada banyak cara untuk mencapainya). If you care enough for the living (Jika kau peduli pada kehidupan). Make a little space, make a better place (Berilah sedikit ruang, jadikanlah tempat yang lebih baik).

Heal the world (Sembuhkanlah dunia). Make it a better place (Jadikan ini tempat yang lebih baik). For you and for me and the entire human race (Untukmu dan untukku dan untuk seluruh manusia).

Penggalan lirik lagu di atas pada akhirnya menggugah pintu kesadaran semua pihak, bahwa gambut sudah terlalu lama merana. Sia-sia terpanggang api begitu saja. Gambut perlu perhatian. Gambut perlu sentuhan orang bijak.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *