Kolase.id – Akademisi Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) kembali hadir di tengah-tengah masyarakat. Sasaran kali ini adalah Kampung Sayur Kuat Sihir. Kuat Sihir adalah akronim dari Kampung Gambut Siantan Hilir.
Sebagai kampus vokasi di Kalimantan Barat, Polnep menerapkan proses pembelajaran dan pendidikan berbasis terapan dan aplikasi di lapangan. Inilah tonggak dasar dalam implementasi inovasi dan teknologi terapan yang dimiliki oleh para dosen teknik arsitektur.
Pada kegiatan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) ini, produk inovasi yang diberikan kepada mitra Kampung Sayur Kuat Sihir di Kelurahan Siantan Hilir, merupakan pengembangan produk hasil kampung sayur dan penyediaan sarana prasarana yang dibutuhkan.
Hingga kini, pemanfaatan lahan di Kampung Sayur Kuat Sihir berpotensi besar dalam proses produksi sayur mayur untuk lingkup Kota Pontianak.
Peningkatan sarana prasarana yang dibutuhkan oleh para petani sayur juga diungkapkan oleh Irwan, Ketua RW 33 dan Ketua Bumdes Kampung Sayur. “Saat ini petani mengalami hambatan untuk sirkulasi kendaraan di dalam kampung. Terutama untuk distribusi sayur yang sudah dipetik untuk dibawa kepada penampung sayur,” katanya.
Kebutuhan mendesak yang diperlukan adalah sarana jembatan yang menghubungkan antara lahan petani sayur yang dipisahkan oleh parit sebagai sumber pengairan tanaman sayur mayur.
Tim PPM yang diketuai Andi Zulestari akhirnya berkoordinasi bersama untuk menyusun program kebutuhan data survei ke lapangan. Tim PPM Dosen Arsitektur yang terdiri dari Achmad Eko Yanuar, Deni Maulana, Julius Judhi, Muhammad Hidayat, Nunik Hasriyanti, dan taufik Wibowo, lalu melakukan survei dan identifikasi permasalahan ke lokasi untuk melihat kerusakan jembatan.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan bahwa letak dan lebar jembatan secara konstruksi dan struktur perlu perbaikan. Ini dimaksudkan agar dapat menambah fungsionalitas dan kapasitas muatan bagi petani sayur yang akan mendistribusikan hasil kebunnya.
Setelah pendataan survey dan menganalisis permasalahan yang ditemukan di lokasi, tim ahli arsitektur Polnep mengolah data untuk membuat rancangan desain jembatan yang diperlukan.
Hasil dari desain kemudian diserahkan kepada kelompok Bumdes Kuat Sihir melalui Irwan untuk dieksekusi pembangunannya. Jembatan ini dikerjakan oleh petani sayur Kuat Sihir secara bergotong royong dalam waktu setengah hari, di sela-sela kegiatan menanam sayur.
Jembatan itu akhirnya dibangun kembali dengan lebar 2,5 meter dan panjang 4 meter dengan perkuatan konstruksi kayu belian.
Irwan dan petani kampung sayur merasa sangat terbantu dengan adanya jembatan baru itu. Apalagi struktur dan konstruksinya sangat kuat, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sebagai sarana sirkulasi dan transportasi petani.
Dengan adanya jembatan ini, para petani berharap lebih bersemangat memproduksi sayur dan meningkatkan kinerja dalam menanam sayur yang efektif. Sarana jembatan ini menjadi jalur transportasi kendaraan roda tiga yang membawa sayur petani kepada para penampung yang akan didistribusikan ke pasar induk di Kota Pontianak.*