Kolase.id – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalimantan Barat menyerukan perlunya kajian menyeluruh terhadap rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di wilayah Kabupaten Ketapang.
Organisasi lingkungan ini menilai, proyek berisiko tinggi tersebut dapat memperparah kerusakan ekologis dan mengancam sumber penghidupan masyarakat pesisir yang selama ini bergantung pada sumber daya alam.
Rencana pembangunan PLTN di Kalimantan Barat kembali mencuat setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar konferensi pers pada 26 Mei 2025.
Dalam kegiatan tersebut, pemerintah mengumumkan 28 titik potensial pembangunan PLTN di Indonesia, termasuk beberapa wilayah di Kalimantan Barat. Beberapa titik yang disebutkan berada di Kabupaten Ketapang, tepatnya di Sungai Pawan, Desa Pagar Mentimun, Keramat Jaya, Air Hitam, dan Kendawangan.
Kepala Divisi Kajian dan Kampanye WALHI Kalimantan Barat Indra Syahnanda mengatakan, pemerintah perlu berhati-hati dalam merencanakan proyek PLTN di daerah yang kondisi lingkungannya sudah rentan.
“Wilayah pesisir Kendawangan dan Matan Hilir Selatan saat ini menghadapi tekanan ekologis akibat aktivitas industri smelter. Bila proyek PLTN dilanjutkan, risiko pencemaran lingkungan, termasuk pencemaran panas dan potensi kebocoran radioaktif, akan meningkat signifikan,” katanya dalam Konferensi Pers di Sekretariat Walhi Kalbar di Pontianak, Jumat (7/11/2025).
Indra juga menegaskan bahwa pemerintah seharusnya menempatkan keselamatan masyarakat dan kelestarian lingkungan sebagai prioritas utama dalam pengambilan keputusan pembangunan energi.
Sementara itu, Sri Hartini, tim investigasi WALHI Kalbar menyampaikan bahwa lembaganya tengah melakukan press release investigation terkait dampak sosial dan lingkungan dari wacana pembangunan PLTN.
“Dari hasil investigasi awal, kami menilai penting dilakukan kajian mendalam terhadap aspek sosial-ekologis di wilayah terdampak. Pembangunan PLTN bukan hanya soal teknologi energi, tetapi juga menyangkut masa depan sumber penghidupan rakyat yang hidup dari alam,” tegasnya.












