Kolase.id – Setelah sukses menggelar pertunjukan musik Tionghoa di Pecinan Pontianak pada Februari ini, sejumlah seniman dan pegiat wisata akan kembali menggelar pameran lukisan cat air pada 19 – 21 Maret. Penggagas Pecinan Pontianak Herfin Yulianto mengatakan, pameran ini akan diikuti oleh puluhan pelukis se-Kalbar. “Kami akan menggelar pameran ini pada 19 Maret. Sekarang sudah sejumlah pelukis yang mendaftarkan karyanya. Kami juga masih membuka pendaftaran,” katanya.
Outdoor atau luar ruang akan menjadi konsep menjadi pameran lukisan ini. Mengambil tempat di Jalan Gajahmada, Gang Gajahmada 9, kelak stand-stand lukisan akan dipajang di pinggir gang. Kawasan tersebut sendiri sudah meriah dengan berbagai mural bernuansa Tionghoa di kiri kanan tembok rumah warga. Adapula pernak-pernik Pecinan lain seperti lampion dan lainnya.
Menurutnya, ajang ini digelar sebagai event alternatif wisata seni-budaya di Pontianak yang rutin dan terjadwal digelar. Sejauh ini dia menilai Pontianak masih memiliki keterbatsan atraksi kesenian. Dia mengambil contoh Bali atau Yogyakarta, dimana para wisatawan bisa menyaksikan sendra-tari Kecak atau Ramayana.
Selain itu pamerain ini juga menjadi sarana ekonomi kreatif bagi para seniman lukis di Kalbar. “Kami emberi kesempatan kepada para pelajar seni, mahasiswa seni dan para seniman untuk memanfaatkan kawasan Pecinan sebagai ajang kreativitas dimana lokasi yang sangat strategis yang berada di pusat Kota Pontianak. Dan diharapkan mampu menjadi tempat dan ajang bagi para seniman dan pelaku kreatif untuk menyalurkan kreativitas dan pengembangan seni budaya,” ungkapnya.
Kampung Pecinan Pontianak sendiri baru didirikan Herfin bersama sejumlah kawannya sejak tahun 2021 lalu. Menurutnya Jalan Gajahmada ini dari dulu terkenal sebagai kawasan Pecinan. Namun identitas tersebut seakan luntur akibat pembangunan kota yang semakin masif, sehingga dengan mural diharapkan akan menambah identitas kawasan pecinan lebih terasa.
“Saya dari 2015 tinggal di sini dan memang Jalan Gajahmada dari awal melekat dengan Pecinan. Namun rohnya belum ada, sehingga kita dengan kawan-kawan seni membuat mural di sini. Lalu berlanjut ke atraksi seni, budaya, dan pariwista,” ujarnya. **