Orangutan Terdeteksi di Tepi Jalan Sukadana, WRU BKSDA Kalbar Gerak Cepat

Dari informasi yang diperoleh di lapangan, orangutan yang diberitakan berada di tepian jalan raya tersebut berasal dari kebun masyarakat

Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BKSDA Kalbar melalui SKW I Ketapang bergerak menelusuri lokasi keberadaan satu individu orangutan di tepi jalan di Desa Riam Berasap Jaya, Sukadana, Senin (13/5/2024). Foto: Dok. BKSDA Kalbar

Kolase.id – Satu individu orangutan terdeteksi kamera warga sedang berkeliaran di tepi jalan raya yang menghubungkan antara Kabupaten Ketapang dan Sukadana, Kayong Utara pada 12 Mei 2024. Informasi ini kemudian viral di media sosial dan mengundang perhatian aparat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar.

Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BKSDA Kalbar melalui SKW I Ketapang bergerak cepat menelurusi kebenaran informasi yang beradar. Mereka melakukan groundcheck ke lokasi di mana informasi itu beredar kepada Kepala Desa Riam Berasap Jaya, dan masyarakat setempat, Senin (13/5/2024).

Dari informasi yang diperoleh di lapangan, orangutan yang diberitakan berada di tepian jalan raya tersebut berasal dari kebun masyarakat. Hal itu diketahui setelah Ansol, mitra YIARI, mengaku hasil pemantauan orangutan di Desa Riam Berasap Jaya dan sekitarnya melihat satu individu orangutan sedang memakan umbut kelapa milik warga.

Ansol mencoba menghalaunya agar kembali ke kawasan berhutan dengan bunyi-bunyian sehingga membuat orangutan panik. Hanya saja, orangutan itu tidak menjauhi kebun masyarakat. Justru mengikuti Ansol hingga ke tepi jalan raya.

Pada saat itu, Ansol pun mengambil dokumentasi ketika orangutan sedang di tepi jalan raya. Orangutan tersebut terus mengikuti Ansol hanya sampai di tepian jalan raya saja dan setelah itu pergi menjauhi kebun milik masyarakat.

Hasil groundcheck yang dilakukan, diketahui bahwa individu orangutan yang ramai diberitakan di media massa dan media sosial tidak terpantau saat tim berada di lokasi kejadian. Demikian juga dengan sarang atau bekas sarang orangutan di sekitar lokasi kejadian.

Tim SKW I Ketapang bersama-sama kepala desa dan masyarakat setempat juga melakukan pengecekan ke beberaapa lokasi dan kebun masyarakat sekitar perjumpaan dengan orangutan.

Kepala Balai KSDA Kalimantan Barat RM Wiwied Widodo dalam arahannya kepada tim menginstruksikan untuk selalu berkoordinasi dengan Balai TN Gunung Palung, aparat desa, dan warga untuk membantu pemantauan dan pengamanan aktivitas masyarakat apabila terjadi interaksi negatif satwa.

Langkah awal yang dilakukan oleh tim di lapangan saat ini adalah dengan menempatkan petugas dari tim WRU SKW I Ketapang untuk mengkoordinir pemantauan aktifitas dilapangan.

“BKSDA Kalbar akan segera melakukan kajian habitat di sekitar tempat perjumpaan orangutan, termasuk di lokasi-lokasi konsesi perkebunan maupun Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) serta melakukan edukasi kepada masyarakat terkait penanganan apabila ditemukan kembali orangutan,” kata RM Wiwied Widodo.

Menurutnya, upaya penyelamatan satwa dengan evakuasi dan pelepasliaran juga disiapkan. “Kita akan terus memonitor dan melakukan penghaluan kembali ke kawasan Taman Nasional Gunung Palung serta jika evakuasi, nantinya akan dipelepasliaran ke kawasan Taman Nasional Gunung Palung oleh tim WRU BKSDA Kalbar dan tim WRU BTN Gn. Palung,” imbuhnya.*

Exit mobile version