Sosial  

Muhadjir Effendy Soroti Pernikahan Dini di Ajang Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah

Nasyiatul Aisyiyah diminta memastikan remaja terbebas dari anemia kronis

Tanwir 1 Nasyiatul Aisyiyah menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy yang menyoroti peningkatan angka pernikahan dini di Indonesia. Foto: Alfiyyah Ajeng Nurardita/Kolase.id

Kolase.id – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy menyoroti angka pernikahan dini di Indonesia. Bahkan, permohonan pernikahan dini mengalami peningkatan hingga 30 persen.

“Angka pernikahan dini di Indonesia sudah mencapai 30 persen dan terus meningkat,” kata  Muhadjir Effendy di ajang Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah di Pontianak.

Muhadjir menyoroti dampak dari fenomena rumah tangga miskin baru yang tumbuh lebih dari 25 persen akibat pernikahan dini. Ia menyatakan bahwa kemunculan rumah tangga miskin baru menjadi salah satu faktor yang menjaga angka kemiskinan tetap tinggi.

“Angka kemiskinan tidak pernah susut. Salah satunya karena munculnya rumah tangga miskin baru. Itu terjadi ketika dua rumah tangga miskin bersatu melahirkan rumah tangga miskin baru,” ungkap Muhadjir.

Menyikapi dampak kesehatan perempuan yang belum siap menghadapi kehamilan, Muhadjir mendorong Nasyiatul Aisyiyah untuk memastikan bahwa remaja terbebas dari anemia kronis. Hal ini krusial untuk menjaga kesehatan perempuan sebagai calon ibu.

Muhadjir juga menyoroti isu Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ditujukan untuk mendukung persiapan pernikahan calon pengantin. Meskipun telah menjadi kebijakan presiden, realisasi KUR pengantin baru mencapai 7 persen.

Muhadjir menunjukkan kecenderungan dari pihak bankir yang sengaja mempersulit proses ini, menyebabkan tingkat penyerapan yang rendah.

“KUR pengantin telah menjadi kebijakan presiden, namun belum dieksekusi dengan baik, baru terserap 7 persen. Terdapat kecenderungan dari bankir yang sengaja mempersulit KUR. Mental petugas bank banyak yang demikian. Itu salah satunya mengapa KUR tidak terserap,” tegas Muhadjir.*

Penulis: Alfiyyah Ajeng NurarditaEditor: Rizal Daeng
Exit mobile version