World Oceans Day 2025: Mahasiswa Kelautan Universitas Tanjungpura Galang Kolaborasi untuk Selamatkan Pesisir

Simbol gerakan iklim bisa dimulai dari ruang kelas dan menjalar ke seluruh lapisan masyarakat

Avatar
Konferensi Nasional Hari Laut Sedunia 2025 yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura Pontianak di Ruang Teater 2 Gedung Konferensi, Universitas Tanjungpura Pontianak, Rabu (11/6/2025). Foto: Rizki Fadriani/Kolase.id

Kolase.id – Kesadaran akan dampak nyata perubahan iklim terhadap lingkungan pesisir mendorong mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura menyelenggarakan Konferensi Nasional Hari Laut Sedunia 2025.

Mengusung tema “Efek Perubahan Iklim terhadap Lingkungan Pesisir dan Sumber Daya Alam”, konferensi ini menjadi ajang konsolidasi ide dan aksi antara akademisi, pemangku kebijakan, serta masyarakat lokal dalam menghadapi krisis iklim.

Pesisir menjadi kawasan yang paling terdampak oleh perubahan iklim global, mulai dari naiknya permukaan laut, abrasi, hingga hilangnya ekosistem penting seperti mangrove dan terumbu karang. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kelestarian alam, tetapi juga memukul ekonomi masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup dari laut.

“Kerusakan ekosistem pesisir tidak bisa lagi diabaikan. Ketika hutan mangrove hilang, ketika terumbu karang rusak, masyarakat pesisir kehilangan perlindungan dan sumber penghidupan. Ini saatnya semua pihak bergerak bersama,” ujar Ketua Panitia Ocean Day 2025, Rendy Widyatama di Ruang Teater 2 Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura, Rabu (11/6/2025).

World Oceans Day 2025 menjadi ruang dialog lintas sektor. Dalam acara ini, berbagai pihak berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk memperkuat strategi adaptasi terhadap perubahan iklim. Seminar dan kuliah umum yang diselenggarakan juga bertujuan untuk meningkatkan literasi iklim di kalangan generasi muda dan masyarakat umum.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi ancaman serius dari kenaikan permukaan laut. Pulau-pulau kecil terancam tenggelam, dan kawasan pesisir yang padat penduduk bisa kehilangan ribuan hektare lahan produktif. Dalam konteks inilah, forum-forum seperti World Oceans Day dianggap sangat strategis untuk mendorong respons kebijakan dan aksi nyata di lapangan.

Universitas Tanjungpura, melalui kegiatan ini, menegaskan peran aktifnya sebagai institusi pendidikan tinggi dalam membangun kesadaran publik dan mendorong kolaborasi ilmiah dalam isu-isu kelautan dan perubahan iklim. Konferensi ini juga menjadi simbol bahwa gerakan iklim bisa dimulai dari ruang kelas dan menjalar ke seluruh lapisan masyarakat.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *