Video Orangutan Adang Excavator Viral Lagi, Begini Respon BKSDA Kalbar

Postingan akun @kamarjeri_official bahwa orangutan tersebut melawan bulldozer untuk mempertahankan habitatnya, tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya

Avatar
Tangkapan layar akun Instagram yang memosting peristiwa lama (2013) berupa video evakuasi orangutan di kawasan konsesi di Kabupaten Ketapang, Kalbar. Foto: Dok. Kolase

Kolase.id – Sebuah akun Instagram atas nama @kamarjeri_official mengunggah sebuah konten video pada 23 Desember 2024. Konten tersebut berisi video orangutan sedang mengadang excavator di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Adapun caption dari unggahan tersebut berbunyi seperti ini:

Sebuah video yang menunjukkan seekor orangutan menghadang bulldozer yang hendak menghancurkan pohon di Kalimantan telah menarik perhatian media internasional dan mendapatkan lebih dari 3,6 juta views.

Video tersebut diunggah oleh International Animal Rescue dan menunjukkan orangutan yang berusaha melawan mesin berat yang merusak habitatnya.

Atas postingan ini, netizen X banyak yang merasa malu merasa malu dengan kejadian ini, dan turut mengkritik tindakan perusakan hutan yang masih terjadi di Indonesia.

Sumber: AMAZINGNATURE (X), netizen X

Waduhhhh…. gimana menurut kalian nih, Genk? 😰😭

Praktis, unggahan ini mengundang ragam komentar dari para netizen. Sebagian menyayangkan adanya perusakan habitat orangutan. Namun kebanyakan menyayangkan sebab video viral itu adalah peristiwa lama yang terjadi di tahun 2013.

Postingan tersebut juga mengundang reaksi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar. Melalui siaran pers yang dirilis pada 1 Januari 2025, Kepala Balai KSDA Kalbar RM Wiwied Widodo menjelaskan kronologi orangutan yang disorot media sosial sedang mengadang excavator.

Bahwa video tersebut bukanlah video baru melainkan kejadian tahun 2013 yang sudah diklarifikasi melalui beberapa postingan pada tahun 2018, antara lain; Situs Mongabay/Facebook video shows orangutan defending forest against bulldozer by Rheet A Butler pada 15 Juni 2018.

Selain itu, PPID Kementerian LHK melalui siaran pers pada 11 Juni 2018 juga telah menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi di perkebunan kelapa sawit PT Arthu Energi Resources, Desa Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, akibat adanya kebakaran di kawasan konsesi kebun kelapa sawit tersebut.

Situs berita liputan6.com dan laman Facebook IAR Indonesia pun telah memposting berita tersebut pada 8 Juni 2018.

Pada tahun 2023, sebuah akun media sosial Twitter @ErikSolheim pada 12 Oktober 2023 kembali memposting ulang video tersebut dan sudah diklarifikasi oleh BKSDA Kalbar melalui Instagram pada tanggal 14 Oktober 2023. https://www.instagram.com/p/CyW9xONBQ21/?igsh=MXVyb2x0NDZzMXFiag==

Informasi serupa kembali muncul melalui akun instagram @kamarjeri_official pada tanggal 23 Desember 2024 yang kemudian menjadi viral.

“Saya tegaskan kembali bahwa apa yang ditampilkan pada video tersebut merupakan upaya penyelamatan satu individu orangutan. Proses penyelamatan dilakukan oleh YIARI dan dibantu dengan alat berat (excavator) untuk menghalau atau menggiring orangutan saat akan dilakukan pembiusan dengan tulup/sumpit dan membantu memindahkan orangutan yang sudah terkena bius dan dalam kondisi lemas,” kata Wiwied Widodo.

Setelah upaya penyelamatan dan pemeriksaan oleh tim medis berhasil, sambung Wiwied Widodo, orangutan tersebut langsung ditranslokasi oleh BKSDA Kalbar bersama YIARI Ketapang di Hutan Lindung Gunung Tarak yang merupakan kawasan hutan satu lanskap dengan Taman Nasional Gunung Palung.

Lebih jauh Wiwied Widodo menjelaskan, lantaran orangutannya masih liar, pemantauan/monitoring pascatranslokasi dilakukan terhadap satwa tersebut selama tiga hari. “Hasil monitoring selama tiga hari, orangutan sudah tidak dijumpai keberadaannya pada lokasi tersebut,” sebutnya.

Hal ini menunjukan bahwa orangutan dimaksud sudah beradaptasi dan survive di alam dengan potensi jelajah mencapai habitat orangutan di Taman Nasional Gunung Palung.

“Apa yang terframing dalam postingan akun @kamarjeri_official bahwa orangutan tersebut melawan bulldozer untuk mempertahankan habitatnya, tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya,” katanya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *