Kolase.id – Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Winarni Monoarfa meminta perempuan turut andil mengendalikan perubahan iklim.
Pernyataan itu dikemukakan Winarni Monoarfa saat tampil sebagai pembicara di ajang Tanwir 1 Nasyiatul Aisyiyah Periode 2022-2026. Tanwir kali ini membahas peran perempuan dalam pengendalian perubahan iklim.
Winarni Monoarfa mengungkapkan ancaman terhadap stabilitas politik, hukum, dan keamanan adalah dampak dari perubahan iklim dengan perempuan sebagai kelompok yang paling terdampak.
Maka dari itu, kata Winarni, perempuan harus berperan aktif dalam gerakan perbaikan lingkungan hidup. Ia juga menekankan pentingnya eksistensi terus-menerus dari kegiatan Nasyiatul Aisyiyah.
“Sekitar 90 persen pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh perempuan. Kerusakan sumber daya alam menyebabkan perempuan menjadi pihak yang paling dikorbankan. Perempuan juga mengalami posisi rentan pada tahun 2004, dimana sebanyak 55 hingga 70 persen menjadi korban tsunami Aceh,” jelasnya.
Dalam mengatasi tantangan masa depan terkait kemiskinan dan kerusakan alam, ia menegaskan perlunya kesetaraan dan keadilan dengan contoh sederhana menggalakkan green economy dan penanganan sampah.
“Menjadi tantangan kita ke depan, kemiskinan berkaitan dengan kerusakan alam. Kita melihat refleksi adil dan setara menjadi penting, terutama bagi kita perempuan. Maka, kesetaraan dan keadilan perlu kita terapkan. Misalnya, kita galakkan green economy atau masalah sampah. Ini bisa kita upayakan bersama di lingkungan keluarga,” ucapnya.*