Kolase.id – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Pontianak mengajak pemuda dan pemudi untuk lebur dalam pengawasan pemilu partisipatif. Langkah ini ditempuh agar kaum muda dapat mengambil peran sebagai agen perubahan.
Ketua Bawaslu Kota Pontianak Budahri mengatakan pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam konteks pembangunan. Pelibatan pemuda dalam pengawasan pemilu partisipatif adalah mandat undang-undang.
“Ini juga menjadi bagian dari keinginan bersama untuk mengedukasi pemuda agar dapat berpartisipasi aktif memperbaiki kualitas demokrasi di Kota Pontianak,” kata Budahri dalam Sosialisasi Peran Pemuda dalam Pengawasan Pemilu Partisipatif di Hotel Harris Pontianak, Senin (25/7/2022).
Kegiatan yang melibatkan perwakilan Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) serta mahasiswa ini, Bawaslu Kota Pontianak juga menghadirkan Andi Fachrizal, seorang jurnalis sebagai salah satu narasumber.
“Kita sengaja mengundang jurnalis untuk berbagi cerita tentang pemuda dan pemilu agar sosialisasi ini bisa berjalan lebih atraktif,” kata Irwan Manik Radja, Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antarlembaga Bawaslu Kota Pontianak.
Dalam paparannya, Andi Fachrizal mengatakan bahwa pemuda itu adalah tulang punggung bangsa. “Di tangan pemuda, perubahan bisa terjadi dengan cepat,” katanya.
Pendiri portal berita Kolase.id ini juga mengingatkan peserta tentang pernyataan revolusioner proklamator Bung Karno: Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia. Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya.
“Pernyataan Bung Karno ini sejatinya dijadikan pegangan, bahwa pemuda adalah agen perubahan, agen pembangunan, dan agen pembaharuan. Di tangan pemuda, masa depan bangsa ini dipertaruhkan,” kata pria yang akrab disapa Rizal Daeng ini.
Lebih jauh Rizal Daeng menjelaskan, untuk melahirkan seorang pemimpin yang memiliki integritas tinggi, harus dimulai dari hulu. Pemilu adalah hulu demokrasi yang akan menentukan kualitas calon pemimpin.
Jika pemilunya berkualitas, sambung Rizal Daeng, maka proses demokrasi itu juga akan melahirkan pemimpin yang berintegritas. “Tidak banyak pilihan, kecuali para muda-mudi ini turun ke gelanggang pengawasan pemilu, bantu Bawaslu secara partisipatif,” pintanya.
Rizal Daeng juga meminta pemuda untuk melaporkan segala bentuk pelanggaran pemilu, baik pelanggaran administrasi, kode etik, pidana, dan pelanggaran hukum lainnya. “Kenali jenis pelanggarannya, tulis, rekam, dan laporkan. Manfaatkan ruang digital yang ada sebagai sarana menulis laporan,” kuncinya.*