Rawat Kebinekaan, Sujiwo Ajak Jaga Moderasi Beragama

Avatar
Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo saat memberikan sambutan pembukaan Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) "Menjaga Moderasi Beragama dalam rangka Merawat Kebhinnekaan dan Ideologi Pancasila" yang diinisiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kubu Raya, Senin (17/10), di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Kalimantan Barat, Sungai Raya, Kubu Raya. Foto: Najib Amrullah

Kolase.id – Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo kembali menyebut pentingnya persatuan dan kesatuan sebagai modal utama pembangunan nasional.

Hal itu ia tegaskan seusai membuka kegiatan Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) “Menjaga Moderasi Beragama dalam rangka Merawat Kebhinnekaan dan Ideologi Pancasila” yang diinisiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kubu Raya, Senin (17/10), di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Kalimantan Barat, Sungai Raya, Kubu Raya.

“Terpenting dalam FGD ini adalah bagaimana membuat konsep-konsep tentang membangun kerukunan antarumat beragama. Kita bersandingan dengan agama lain dan berdampingan dengan suku-suku lain. Nah, semua itu adalah kekuatan bangsa kita,” tuturnya.

Sujiwo menekankan bahwa pembangunan nasional hanya bisa terlaksana dengan adanya persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa. Tanpa kedua hal itu, maka pembangunan dan pemerintahan tidak akan bisa berjalan secara maksimal.

“Karena modal utama bangsa Indonesia membangun negeri ini bukan karena kaya Indonesianya maupun hebat presiden dan menterinya. Modal utama adalah persatuan dan kesatuan,” tegasnya.

Untuk membangun persatuan dan kesatuan, Sujiwo menyebut pentingnya moderasi beragama.

Ia menjelaskan prinsip moderasi beragama adalah sikap atau cara pandang perilaku beragama yang moderat, toleran, dan mengejawantahkan kemaslahatan bersama. Karena itu, dirinya mengapresiasi pelaksanaan kegiatan FGD yang menjadi ruang diskusi tentang moderasi beragama.

“Kita ketahui bahwasanya moderasi beragama ini adalah suatu ikhtiar yang harus dilakukan terus menerus. Tidak boleh lelah tentang konsep keberagamaan untuk menyelaraskan dengan konsep berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *