Kolase.id – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) menggelar simulasi tanggap darurat kebakaran pada Kamis (7/11/2024) di Pontianak. Simulasi ini bertujuan menguji kesiapsiagaan karyawan kantor, serta memperkuat koordinasi antara instansi yang terlibat dalam penanggulangan bencana kebakaran.
Simulasi ini dihadiri 103 orang dari berbagai pihak terkait, termasuk aparat pemerintah, petugas pemadam kebakaran, dan relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pontianak. Dengan skenario kebakaran yang melibatkan sejumlah titik api di dalam gedung, simulasi ini menjadi kesempatan penting untuk mengasah keterampilan tim tanggap darurat serta menguji efektivitas prosedur evakuasi.
PLH General Manager PLN UIP KLB Dicky Saputra, menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya untuk menguji prosedur tanggap darurat internal kantor, tetapi juga untuk memperkuat kerja sama dengan pihak eksternal dalam hal ini aparat Pemadam Kebakaran dan organisasi kemanusiaan.
“Kami ingin memastikan bahwa seluruh karyawan PLN UIP KLB memiliki pemahaman yang baik mengenai prosedur evakuasi dan dapat berkoordinasi dengan baik dengan instansi terkait jika terjadi situasi darurat,” ujar Dicky.
Salah satu tujuan dari simulasi ini adalah memastikan bahwa seluruh aspek dalam penanggulangan kebakaran dapat berjalan dengan lancar, mulai dari pemadaman api hingga proses evakuasi korban dengan cepat dan aman. “Simulasi seperti ini sangat penting agar kami siap jika terjadi kebakaran nyata di lingkungan kantor atau area sekitar,” lanjut Dicky.
Simulasi tanggap darurat kebakaran di PLN UIP KLB ini tidak akan berjalan efektif tanpa keterlibatan tim pemadam kebakaran dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak.
Kepala Bidang Linmas dan Damkar Satpol PP Kota Pontianak M. Tugo menjelaskan, latihan semacam ini sangat bermanfaat untuk memastikan ketangguhan tim pemadam kebakaran dalam menghadapi berbagai skenario bencana.
“Melalui latihan bersama ini, kami bisa memastikan koordinasi yang lebih baik antara petugas pemadam kebakaran dan pihak internal kantor, sehingga respons terhadap bencana dapat lebih cepat dan tepat sasaran. Prosedur pemadaman api dan evakuasi korban perlu dilakukan dengan sinergi yang baik antara semua pihak,” ujar Tugo.
Selain itu, Tugo juga menyoroti pentingnya kesiapsiagaan terhadap kebakaran yang sering terjadi di area-area padat aktivitas, seperti gedung perkantoran. “Semakin sering melakukan simulasi, semakin terbiasa kita dalam menghadapi keadaan darurat, baik dari segi pemadaman maupun pertolongan pertama pada korban,” tambahnya.
Keterlibatan PMI Kota Pontianak juga menjadi bagian penting dalam simulasi ini, mengingat peran mereka dalam memberikan pertolongan pertama kepada korban kebakaran.
Kepala Markas PMI Kota Pontianak Lusi Nuryanti menyampaikan bahwa PMI siap mendukung semua upaya mitigasi bencana, termasuk dalam simulasi tanggap darurat kebakaran.
“PMI berperan dalam memberikan pertolongan pertama kepada korban yang mungkin terluka akibat kebakaran. Simulasi ini memungkinkan kami untuk mengasah kemampuan dalam memberikan pertolongan dengan lebih cepat dan efektif, serta bekerja sama dengan tim medis dan relawan lainnya di lokasi,” ujar Lusi.
PMI juga menekankan pentingnya koordinasi antar instansi dalam menghadapi bencana, mengingat proses evakuasi korban serta penanganan medis memerlukan ketepatan waktu dan tindakan yang terintegrasi. “Kami harap dengan adanya simulasi ini, setiap pihak yang terlibat semakin siap dan responsif dalam penanganan bencana,” tambah Lusi.
Simulasi tanggap darurat kebakaran ini merupakan bagian dari langkah preventif yang dilakukan oleh PLN UIP KLB untuk mengantisipasi kemungkinan bencana kebakaran yang dapat terjadi di lingkungan perkantoran maupun di sekitar wilayah kantor.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun budaya keselamatan dan kepedulian terhadap risiko bencana di kalangan karyawan dan masyarakat sekitar.
Diharapkan dengan kegiatan ini, baik PLN, instansi pemerintah, maupun PMI dapat terus berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan siap menghadapi segala kemungkinan bencana.
Kolaborasi yang solid antara berbagai pihak menjadi kunci utama dalam menjaga keselamatan jiwa manusia dan meminimalkan kerugian material yang ditimbulkan oleh kebakaran.*