Kolase.id – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB) berkolaborasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Melawi menyalurkan bantuan alat produksi pengolahan sirup dan gula kepada Kelompok Penyadap “Aren Luwak”, Rabu (17/8/2022).
Bantuan tersebut bersumber dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli kepada para penyadap aren dalam suasana semarak Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-77.
Penyerahan bantuan secara simbolis dilaksanakan usai upacara bendera yang diselenggarakan di Kantor Bupati Kabupaten Melawi dan disaksikan oleh Bupati Dadi Sunarya Usfa Yursa. Turut hadir dalam acara adalah Kepala BPN Kabupaten Melawi Antonius dan OPD terkait.
“Pada program TJSL PLN Peduli ini, kami membantu para penyadap aren untuk mengembangkan produk turunan dari gula aren yaitu sirup gula aren dan gula semut,” kata Ade Putera Hasian, Manager Perizinan dan Komunikasi PLN UIP KLB.
Ia mengungkapkan hal itu bertujuan agar pendapatan para penyadap aren dapat meningkat karena produk-produk tersebut dapat memperluas pasar. Salah satunya para penikmat kopi.
“Bantuan yang diberikan PLN kepada kelompok tersebut meliputi rumah produksi, alat-alat produksi, bibit pohon aren, serta pelatihan budidaya, produksi, dan pengemasan,” lanjut Ade.
Kelompok penyadap aren yang terdiri dari 20 orang ini akan memproduksi gula aren cetak di rumah masing-masing dan menyetorkannya ke rumah produksi yang dibangun di Desa Tanjung Lay sebagai pusat produksi lanjutan.
Selain itu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi Antonius menjelaskan bahwa rumah produksi di Desa Tanjung Lay ini diharapkan menjadi percontohan bagi para penyadap aren lainnya. “Semoga melalui bantuan ini para penyadap aren ini dapat merasakan manfaatnya dan bisa meningkatkan taraf kesejahteraannya,” harap Antonius.
Sukimin, Ketua Kelompok Penyadap “Aren Luwak” mengungkapkan rasa syukur atas bantuan yang telah diberikan oleh PLN. “Terima kasih kepada PLN yang telah berkolaborasi dengan BPN dan memberikan bantuan TJSL kepada kelompok kami. Semoga kelompok kami dapat berkembang dengan baik, dan produk kami bisa digemari oleh masyarakat,” ujar Sukimin sambil tersenyum.
Sukimin juga menjelaskan, saat ini metode panen air nira yang dilakukan oleh para penyadap aren masih bergantung pada tanaman-tanaman aren yang tumbuh liar di hutan. “Kami juga akan belajar untuk membudidayakan tanaman aren agar nantinya tidak terus bergantung pada tanaman aren liar dan dapat lebih berkelanjutan,” jelasnya.
Pelatihan anggota kelompok dilaksanakan keesokan harinya yang diisi oleh materi-materi dari Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan terkait proses persiapan pengembangan kelompok di masa mendatang. Mulai dari kemampuan produksi, peningkatan kualitas, perizinan, pengemasan, dan pengelolaan manajemen internal UMKM.
Slamet, Kepala Desa Tanjung Lay berharap produk ini nantinya bisa menjadi produk unggulan. “Kami sangat mendukung karena di Kabupaten Melawi sendiri masih belum ada produk unggulan yang dapat menjadi ciri khas daerah dan dikenal luas,” pungkasnya.*