Kolase.id – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) menuntaskan pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV PLTU Sampit – Kuala Pambuang sepanjang 314 tower.
Proyek ini menggunakan material dalam negeri (TKDN) mencapai 79,93 persen untuk SUTT dan 66,6 persen untuk Gardu Induk (GI) 150 kV Kuala Pambuang.
PLH General Manager PLN UIP Kalimantan Bagian Barat (KLB) Agus Risfian Noor mengatakan, SUTT 150 kV Sampit – Kuala Pembuang merupakan proyek strategis yang akan memperkuat penyaluran listrik di wilayah Kalimantan Tengah.
“Keandalan sistem kelistrikan memegang peranan penting dalam mendukung perekonomian, khususnya di Kalimantan Tengah. PLN siap hadir dan ikut serta aktif untuk pertumbuhan ekonomi Kalteng,” katanya.
Selain itu, kata Agus, beroperasinya SUTT dan GI ini akan menyalurkan beban ke sistem 20 kV di Kuala Pembuang, sehingga dapat menonaktifkan PLTD Kuala Pembuang berkapasitas 5,6 MW.
Hal ini membuat PLN berpotensi menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) dari yang seharga Rp. 4.566 per kWH, menjadi Rp 1.211 per kWH-nya.
Lebih jauh dia menjelaskan, keberhasilan penyelesaian proyek perluasan jaringan listrik ini tidak lepas dari kerja sama dan dukungan penuh dari seluruh stakeholder PLN, khususnya dalam pelaksanaan konstruksi, proyek strategis nasional ini berhasil selesai dengan Zero Accident atau Nihil Kecelakaan Kerja.
Proses pemberian tegangan atau energize dilaksanakan setelah melalui seluruh rangkaian pengujian peralatan (komisioning) yang ditandai dengan terbitnya Rekomendasi Laik Bertegangan (RLB) dari pihak Lembaga Inspeksi Teknik.
“Jaminan operasi kelistrikan ini ditandakan dengan RLB GI 150 kV Kuala Pembuang dengan lingkup 1 Trafo Bay 30 MVA dan 2 Line Bay arah PLTU Sampit,” terangnya.
Senada dengan Agus, Osta Melanno selaku Manager Unit Pelaksana Proyek (UPP) KLB 2 menyampaikan bahwa PLN Grup dan stakeholder terkait sangat berperan dari awal pelaksanaan hingga rampungnya proyek ini. Ditambah lagi proyek ini juga akan menunjang pertumbuhan industri sawit dan pasir silika serta pengembangan infrastrukstur lainnya.
“SUTT Sampit – Kuala Pembuang dan GI Kuala Pembuang ini akan mendukung pertumbuhan industri sawit dan pasir silika serta pengembangan infrastruktur lainnya, di mana untuk sistem Kalteng cadangan daya menjadi rata-rata 500 MW,” jelas Osta Melanno.
Osta berharap hadirnya SUTT 150 kV PLTU Sampit – Kuala Pembuang dan GI 150 kV Kuala Pembuang 30 MVA ini tidak hanya meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Kalteng, tetapi juga berdampak pada geliat ekonomi guna kesejahteraan masyarakat sekitar.*