Kolade.id – Tiga siswa SMAK Immanuel Pontianak bernama Thomas Chrisant Denen, Herline Hardoyo, dan Jasmine Paskah Wang berhasil merebut medali emas dan MIICA Malaysia Semi Grand Award.
Putra-putri terbaik Kalbar ini merebut kemenangan di ajang lomba tahunan International Science and Invention Fair (ISIF) yang diselenggarakan oleh IYSA. Tahun 2022 ini, IYSA bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Ganesha Bali.
ISIF 2022 diselenggarakan secara hybrid dan diikuti oleh 145 tim secara offline dan 469 tim secara online dari 32 negara. Adapun negara-negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, Bulgaria, India, Amerika Serikat (Puerto Rico), Korea Selatan, Filipina, Iran, Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Kolombia, Belarus, Romania, Brazil, Algeria, Arab Saudi.
Selanjutnya adalah Uruguay, Mexico, Nigeria, Nepal, Hong Kong, Serbia, Itali, Bolivia, Macau (China), Singapura, Kazakhstan, Lebanon, Vietnam. Penyelenggaraan ISIF 2022 secara offline diadakan di Kota Singaraja, Bali dari tanggal 1 hingga 5 November 2022.
Lomba ini dilakukan dalam bentuk pameran dan presentasi hasil penelitian dari para pelajar mulai jenjang SD hingga Universitas. Tim SMAK Immanuel Pontianak mempresentasikan karya yang berjudul “Effects of Microgravity and UV-C Treatment on the Vegetative Growth of Bawang Dayak _(Eleutherine Bulbosa)_”. “Kami bangga sekali bisa membawa harum nama Indonesia dan Pontianak,” kata Thomas.
Karya ini memberikan informasi tentang bagaimana pengaruh mikrogravitasi dan paparan Radiasi Ultraviolet-C pada umbi bawang dayak sebagai upaya mempercepat pertumbuhan dalam budidayanya. Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa mikrogravitasi dan paparan UVC dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan tinggi tanaman bawang dayak setelah ditanam selama 40 hari.
Lomba ini dimulai dengan kegiatan “Booth Set-Up” di mana para peserta mengatur stand masing-masing dengan dekorasi dan poster penelitian yang telah disiapkan sebelumnya. Tim SMAK Immanuel Pontianak menghadirkan bawang dayak yang merupakan objek dalam penelitian ini.
Bawang dayak menarik perhatian dan rasa ingin tahu para pengunjung, baik lokal maupun internasional. Lomba ini kemudian dilanjutkan dengan sesi presentasi yang dilakukan di masing-masing stand.
Setiap peserta hanya diberikan waktu 15 menit untuk mempresentasikan penelitiannya kepada dua juri yang datang terpisah.
“Saat dikunjungi kedua juri, waktu terasa bergerak sangat cepat, sehingga penjuriannya tidak memakan waktu yang terlalu lama. Juri berkunjung, mendengarkan presentasi, menanyakan beberapa pertanyaan seperti manfaat dari penelitian tersebut dan pergi setelah selesai menilai. Tim SMAK Immanuel Pontianak dalam ajang lomba ini dinilai oleh dua juri berkebangsaan India dan Malaysia,” tutur Thomas.
ISIF 2022 dibuka untuk umum, pengunjung dari stand lain maupun masyarakat umum dapat berkunjung ke stand peserta. Kegiatan ISIF 2022 juga diisi dengan kegiatan seminar inventor’s talk pada tanggal 3 dan pengumuman hasil lomba pada tanggal 4. Pada akhirnya, tim SMAK Immanuel Pontianak meraih medali emas dan MIICA Malaysia Semi Grand Award. *