Kolase.id – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) terus bekerja untuk menerangi Kalimantan Barat.
Setelah sukses merampungkan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kiloVolt (kV) Sanggau-Sekadau-Sintang dan Gardu Induk (GI) terkait, kali ini PLN UIP KLB akan bergerak ke arah Selatan Kalimantan Barat untuk mulai membangun SUTT 150 kV Tayan-Sandai.
Diawali dengan Kick off Meeting antara PLN UIP KLB dengan para mitra pada Rabu, 27 Juli 2022, pertemuan yang diadakan di Pontianak itu secara resmi menandai dimulainya pembangunan transmisi yang akan membentang di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Sanggau dan Ketapang.
“SUTT 150 kV Tayan-Sandai ini akan sangat panjang jalurnya, yaitu sepanjang 165 kilometer. Jalur transmisi ini juga akan menjadi jalur terpanjang yang dibangun di Kalimantan Barat yang terbagi menjadi 4 section pekerjaan untuk mempermudah pemantauan dan pelaksanaannya,” ungkap Reisal Rimtahi Hasoloan, General Manager PLN UIP KLB.
“Kami berharap para mitra yang telah terpilih dapat bekerja dengan baik sesuai target waktu dan mutu yang telah ditetapkan, dan terus bersinergi dengan PLN UIP KLB untuk meminimalkan kendala lapangan yang mungkin saja bisa terjadi,” ujar Reisal.
Dengan panjang bentangan jalur mencapai 165 kilometer, jalur SUTT 150 kV Tayan-Sandai ini akan memiliki tower sebanyak 432 titik lokasi. Direncanakan, jalur ini akan melewati 7 kecamatan dan 21 desa yang ada di kedua kabupaten.
Reisal mengungkapkan, pembangunan SUTT ini juga nantinya merupakan salah satu tahapan peningkatan dampak yang signifikan bagi keandalan sistem kelistrikan di Kalimantan Barat.
“Proyek ini merupakan proyek strategis pemerintah yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Karena dengan pembangungan SUTT 150 kV Tayan-Sandai ini maka interkoneksi antara Sistem Kelistrikan Khatulistiwa dengan Sistem Kelistrikan Ketapang akan terwujud dan surplus daya yang ada pada Sistem Khatulistiwa dapat disalurkan juga ke Sistem Ketapang. Hal itu tentu memberikan banyak manfaat bagi keandalan penyediaan listrik untuk kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari, peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan membuka peluang-peluang baru investasi di kedua kabupaten tersebut,” lanjut Reisal.
Reisal juga berharap agar para mitra tidak segan untuk berdiskusi dan berkomunikasi dengan PLN jika ada kendala. “Kami sangat terbuka dan siap membantu para mitra. Sehingga bila ada masalah, kita dapat bersama-sama berdiskusi dan berkoordinasi untuk mendapatkan solusi dan menyelesaikan masalah tersebut dengan segera,” ungkapnya.
Sebagai pengawas langsung kegiatan pembangunan, Manager Unit Pelaksana Proyek KLB 1 Pontianak Hendri Iriawan menyatakan harapannya kepada para mitra, “sebagai pihak yang akan berkoordinasi dan terjun langsung dengan para mitra, saya berharap kita bisa bekerja sama, saling sinergi, dan kolaborasi sehingga kita dapat menyelesaikan pekerjaan pembangunan ini secara maksimal sesuai dengan target yang diharapkan,” ujar Hendri. (*)