Kolase.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan secara umum akan terjadi pada pertengahan September 2024. Di Kalimantan Barat, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Oktober 2024.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Fachri Radzab mengatakan, kendati intensitas curah hujan terbilang normal dan di atas normal, masyarakat dan seluruh stakeholder tidak boleh lengah.
“Waspadai bencana hidrometeorologi seperti banjir, puting beliung, dan tanah longsor,” kata Fachri saat membuka secara online Press Conference Prediksi Musim Hujan Kalbar 2024/2025 yang diselenggarakan oleh Stasiun Klimatologi Kalbar di Pontianak, Senin (30/9/2024).
Fachri juga secara khusus meminta agar seluruh stakeholder mengintensifkan koordinasi lintas sektoral. Langkah strategis ini penting dilakukan sebagai upaya memitigasi bencana.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat Luhur Tri Uji Prayitno. “Seluruh komponen masyarakat mesti mewaspadai dampak dari musim hujan yang bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor,” katanya.
Untuk mengetahui secara detail prediksi musim hujan di Kalbar 2024/2025, Stasiun Klimatologi Kalbar telah menyiapkan siaran pers yang disampaikan pada press conference di Pontianak sebagai berikut:
Musim hujan diprediksi maju di Kalbar
Musim Hujan di Kalbar tahun 2024/2025 ini diprediksi akan lebih kering dibanding pada periode triple dip La Nina yaitu pada 2020, 2021, dan 2022. Namun tahun 2024 ini masih lebih basah dibanding tahun 2023.
Musim hujan umumnya ditandai dengan intensitas hujan yang meningkat dan dapat menyebabkan banjir serta dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Merupakan hal penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mengantisipasi dampak musim hujan dengan mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan secara umum akan terjadi pada pertengahan September 2024.
Prediksi awal musim hujan di Kalbar
Adapun awal musim hujan di zona musim Kalbar diprediksi akan mulai terjadi pada bulan September Dasarian II 2024 di wilayah ZOM 351 dan ZOM 353 meliputi sebagian wilayah Kayong Utara bagian barat, Ketapang bagian tengah, Kubu Raya bagian selatan, Melawi bagian barat, Kayong Utara bagian barat, sebagian kecil Kubu Raya bagian selatan.
September dasarian III pada ZOM 350 wilayah Ketapang bagian selatan, sedangkan ZOM 352 diprediksi mengalami musim hujan sepanjang tahun di sebagian wilayah Ketapang bagian utara dan Melawi bagian selatan, Kayong Utara bagian timur.
Waspada puncak musim hujan di Kalbar
Kepala Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat juga mengimbau masyarakat agar waspada menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi terjadi di sebagian wilayah Kalbar pada bulan Oktober 2024 pada ZOM 354 meliputi sebagian wilayah Kapuas Hulu, Melawi bagian barat, Sintang bagian barat.
Puncak musim hujan pada November 2024 pada ZOM 350, 351, 352, 353, 355, 356, 357, 358, 359, 360, 363 meliputi sebagian wilayah kabupaten Ketapang, Melawi, Kayong Utara, Mempawah, Kubu Raya, Kapuas Hulu, Sekadau, Sintang, Sanggau, Kota Pontianak, dan Kota Singkawang.
Puncak musim hujan pada Desember 2024 pada ZOM 361 dan 362 meliputi sebagian wilayah Sanggau, Sekadau, Sintang, sebagian kecil Kapuas Hulu bagian barat. Puncak musim hujan pada Januari 2025 pada ZOM 364 meliputi sebagian wilayah Sambas.
Potensi peningkatan curah hujan
Kondisi dinamika atmosfer pada Semester II 2024 dalam kondisi netral, dan diprediksi akan menuju La Nina mulai Oktober 2024 yang berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah Kalbar khususnya pada bulan Oktober dan Desember 2024.
Hal ini juga didukung dengan suhu muka laut yang cenderung hangat, sehingga dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan di wilayah Kalbar.
Berdasarkan informasi di atas, BMKG mengimbau pemerintah daerah, institusi terkait dan seluruh masyrakat agar lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi yang berpotensi menyertai musim hujan seperti banjir dan tanah longsor, terutama pada periode puncak musim hujan, sehingga dapat menekan kerugian yang dapat ditimbulkan.*