Monash University Indonesia Beberkan Visualisasi Visi Misi Capres-Cawapres 2024

Perhatian ketiga calon presiden dan wakil presiden RI 2024 pada isu perubahan iklim sangat minim

Avatar
Visualisasi top words Visi-Misi pasangan Ganjar-Mahfud. Dok. Monash University

Kolase.id – Monash University Indonesia menganalisis visi misi tiga capres-cawapres RI 2024 berdasarkan jumlah kata yang paling banyak terdapat dalam dokumen. Hal ini turut memperkaya analisis lain yang membahas visi-misi setiap pasang kandidat pada berbagai masalah publik.

Hasilnya, visi-misi pasangan AMIN menekankan pada pesan keadilan dan kemakmuran bersama, utamanya di aspek ekonomi. Sementara itu, visi-misi Ganjar Mahfud banyak penekanan pada aspek digital dan digitalisasi di masyarakat. Terakhir, pasangan Prabowo-Gibran fokus pada usaha membangun bangsa dan masyarakat yang kuat.

Visualisasi top words Visi-Misi pasangan AMIN. Dok. Monash University

Co-director Data & Democracy Research Hub, Monash University Indonesia Derry Wijaya mengatakan bahwa hasil tersebut diperoleh setelah membersihkan data dan menghitung jumlah kemunculan kata dalam visi dan misi masing-masing pasangan. Kata yang paling sering muncul (top words) dapat membantu memahami prioritas masing-masing pasangan dan mendapatkan gambaran rencana kerja mereka.

“Analisis kata kunci sebenarnya membantu kita memahami apa yang paling diutamakan oleh para politisi dengan menggunakan metode kuantitatif,” ujar Derry dalam hasil analisis visualisasi Visi-Misi yang dikirimkan ke media massa, Minggu (29/10/2023).

Jika kita melihat pasangan Ganjar Mahfud, kata Derry, mereka berbicara tentang membangun ‘Indonesia Unggul’. Saat menghitung kata-kata yang digunakan, tampaknya mereka sangat fokus pada keunggulan digital, ekonomi, dan bahkan mengedepankan kata ‘cepat.’ Ini mengisyaratkan bahwa fokus mereka terutama pada pembangunan infrastruktur digital seperti akses internet, pengembangan aplikasi digital, dan digitalisasi birokrasi serta hubungannya ke ekonomi

Berbeda dengan Ganjar-Mahfud, pasangan Anies-Muhaimin justru menekankan pada aspek kualitas dan nilai-nilai seperti keadilan dan kemakmuran. Jadi bukan saja ekonomi yang mesti tumbuh lebih baik, tetapi ekonomi yang berkeadilan dan dapat memakmurkan semua orang.

“Ini seperti framework kebijakan yang akan mereka pakai nanti sebagai guideline. Pasangan ini konsisten mengusung Indonesia adil makmur sebagai slogan dan penjabaran di dalam visi misinya,” tegas Derry yang bidang kepakarannya adalah pemrosesan bahasa atau Natural Language Processing/NLP.

Adapun pasangan Prabowo-Gibran yang paling terakhir mendaftarkan diri ke KPU ternyata fokus utamanya adalah memperkuat apa yang sudah dibangun oleh kepemimpinan presiden Jokowi. Visi-misi pasangan ini banyak bertumpu pada apa klaim keberhasilan pemerintah sekarang, dan fokus penguatan dalam membangun bangsa.

Visualisasi top words Visi-Misi pasangan Prabowo-Gibran. Dok. Monash University

“Slogan mereka adalah ‘Bersama Indonesia Maju,’ tetapi terkadang kesan yang kita dapat adalah pemantapan yang sudah ada, bukan gebrakan ide baru untuk kemajuan Indonesia. Mungkin ini akan membuat pemilih kesulitan melihat ide-ide segar dari pasangan ini,” tutur Derry yang juga Associate Professor di bidang Data Science.

Hasil analisis yang dilakukan team Data & Democracy Research Hub merupakan perhitungan dari dokumen visi-misi setiap pasangan dimana dokumen pasangan Ganjar-Mahfud tertuang dalam dokumen 33 halaman, pasangan Anies-Muhaimin sebanyak 143 halaman, dan pasangan Prabowo-Gibran sebanyak 88 halaman. Dari jumlah halamannya saja, pasangan Anies-Muhaimin terbilang paling siap meski mereka yang paling pertama daftar ke KPU.

Setelah melakukan pembersihan data dengan menghilangkan karakter non-alfabet, mengubah setiap kata menjadi kata baku, dan menghapuskan kata sambung, jumlah keseluruhan kata yang ada di dalam visi misi pasangan Ganjar-Mahfud adalah 4.302 kata, pasangan Anies-Muhaimin sebanyak 13.853, dan Prabowo-Gibran sebanyak 7.570 kata.

Fokus pada Perubahan Iklim dan Lingkungan Sangat Kecil

Meski ketiganya menunjukkan fokus yang berbeda, namun semua pasangan sama-sama menaruh perhatian yang sangat kecil terhadap isu perubahan iklim dan pelestarian lingkungan. Dengan menggunakan empat kata kunci (“lingkungan”, “iklim”, “ekologi”, dan “energi”), ternyata dokumen visi-misi ketiga pasang capres hanya memuat sekitar 1% kata-kata yang terafiliasi dengan kebijakan perubahan iklim dan lingkungan.

Pasangan Ganjar-Mahfud paling banyak mencantumkan keempat kata tersebut yakni sebanyak 47 kata atau sekitar 1,09%, diikuti oleh pasangan Anies-Muhaimin sebanyak 44 kata (0,6%) dan pasangan Prabowo-Gibran sebanyak 44 kata (0,58%).

Menanggapi hal tersebut, Chair Monash Climate Change Communication Research Hub – Indonesia Node Ika Idris menyebutkan bahwa lagi-lagi isu perubahan iklim dan lingkungan bukan menjadi prioritas, meski ancaman dan dampak perubahan iklim sangat nyata kita rasakan.

“Mengurangi pemanasan global dan mengatasi aspek perubahan iklim sebenarnya agenda global yang dampaknya dirasakan semua orang, dari desa ke kota. Di kota kita terdampak oleh polusi udara, sementara di pelosok kita merasakan dampak kekeringan dan gagal panen. Pemilu inilah saatnya kita menilai mana kandidat yang memang komitmen terhadap isu perubahan iklim yang berdampak pada kita semua,” tegas Ika.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *