Kolase.id – Membangun infrastruktur kelistrikan di wilayah Kalimantan tidaklah semudah membalik telapak tangan. Tak cukup pula sebatas mengeja mantra sim salabim, maka jadilah dia.
Ada 1001 tantangan membentang di depan mata. Faktor geografi (bentang alam) dan demografi (kependudukan) menjadi tantangan utama dalam mengorkestrasi interkoneksi listrik di pulau terbesar di Indonesia ini.
Begitulah personel PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) melakoni tugasnya saban hari. Tak jarang mereka harus menempuh jalan pedang, sebuah jalan yang panjang dan rumit.
Melalui Unit Pelaksana Proyek Kalimantan Bagian Barat 2 (UPP KLB 2), proses pembangunan infrastruktur kelistrikan yang menghubungkan Kendawangan-Sukamara akhirnya berhasil menembus aral yang melintang.
Belantara rimba tropis yang lebat, disertai dinamika kependudukan di dalamnya, juga menjadi “cambuk” bagi PLN untuk terus bekerja lebih ekstra. Upaya keras itu pun akhirnya berbuah manis.
Sistem kelistrikan yang menghubungkan Kecamatan Kendawangan di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dengan Kecamatan Sukamara di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah, akhirnya rampung.
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan 438 titik tower berdiri kukuh di sepanjang lintasan 302,38 kilometer sirkit (Kms). SUTT 150 kV Kendawangan-Sukamara melintasi 16 desa, delapan kecamatan, dua kabupaten, dan dua provinsi bertetangga.
“Faktor geografi seperti hutan memang menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Kita tidak bisa membangun tower di kawasan hutan, tanpa izin pemegang otoritas di kementerian seperti di kehutanan. Begitu pula dengan pemerintah daerah dan masyarakat, semua atas restunya,” kata Dony Cahya Hari Mulya, Manager PLN UPP KLB 2.
Dony menyampaikan hal itu dalam sebuah kunjungan jurnalistik ke Gardu Induk (GI) 150 kilovolt (kV) Kendawangan, Senin (9/12/2024). “Alhamdulillah, semua urusan perizinan bisa kami dapatkan dari pemegang otoritas. Dengan demikian, pembangunan tower dapat kita laksanakan,” kata Dony.
Terkait aspek kependudukan, Manager Perizinan dan Komunikasi PLN UIP KLB M Harry Febriandono menyampaikan bahwa proses pembangunan infrastruktur kelistrikan untuk SUTT 150 kV Kendawangan-Sukamara melintasi 16 desa.
“PLN tentu melakukan pendekatan komunikasi yang tepat di seluruh desa yang dilintasi pembangunan tower. Sosialisasi ke masyarakat melalui pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, juga kami lakukan. Atas restu merekalah, proyek ini dapat berjalan dengan baik,” kata Harry.
Tegangan Pertama Begitu Menggoda
Waktu yang ditunggu telah tiba. Setelah infrastruktur rampung, kini saatnya memberikan tegangan pertama (energize) pada instalasi ketenagalistrikan SUTT 150 kV Kendawangan-Sukamara. Proses energize ini dilakukan pada 14 November 2024. Tegangan pertama bikin tegang. Namun prosesnya berhasil tanpa kendala berarti.
Energize SUTT 150 kV Kendawangan-Sukamara merupakan rangkaian pengujian instalasi ketenagalistrikan setelah sebelumnya dilakukan pengujian individu dan subsistem di jaringan tersebut. Yakni, Gardu Induk (GI) 150 kV Kendawangan dan Sukamara sebagai syarat mendapatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) sebelum dioperasikan secara komersil.
Rangkaian 150 kV Kendawangan-Sukamara ini merupakan pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan dalam menyambungkan listrik dari wilayah Kalimantan Tengah, untuk kemudian didistribusikan ke gardu induk yang melayani wilayah Kalimantan Barat dalam Sistem Isolated Ketapang. Sistem ini akan membantu memperkuat keandalan kelistrikan di wilayah Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sukamara.
Keberhasilan pembebanan pada jalur transmisi Kendawangan-Sukamara, PLN telah membuka selangkah lebih dekat untuk interkoneksi sistem kelistrikan Kalimantan yang lebih luas.
Ini adalah langkah awal menuju integrasi yang lebih baik antara sistem kelistrikan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan bahkan mendukung kelistrikan IKN di Kalimantan Timur.
SUTT 150 kV Kendawangan-Sukamara yang menghubungkan dua wilayah tersebut merupakan bagian dari rencana besar PLN untuk meningkatkan kapasitas transmisi dan distribusi listrik di Kalimantan.
Melalui proyek ini, PLN bertujuan untuk menciptakan jaringan listrik yang lebih andal dan efisien, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah Kalimantan.
Selain sebagai langkah awal menuju interkoneksi sistem kelistrikan di Kalimantan, proyek ini juga memiliki dampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan adanya pasokan listrik yang lebih stabil dan andal, diharapkan dapat mendukung sektor-sektor vital seperti industri, pendidikan, kesehatan, serta kebutuhan rumah tangga.
Kerja Keras Berbuah Manis
Pemberian tegangan pertama (energize) pada instalasi ketenagalistrikan SUTT 150 kV Kendawangan-Sukamara bukan akhir dari segalanya. Kinerja PLN masih harus diuji oleh Lembaga Inspeksi Teknik yang ditunjuk oleh pemerintah. Lembaga inilah yang mengeluarkan “fatwa” laik atau tidak sebuah proyek dioperasikan.
Hasilnya membanggakan. PLN UIP KLB akhirnya mendapatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) untuk instalasi ketenagalistrikan SUTT 150 kV Kendawangan-Sukamara.
SLO ini dikeluarkan pada 30 November 2024 dengan nomor register JA1.1.K24 untuk Sirkit 1 dan JA0.1.K24 untuk Sirkit 2. Sertifikat tersebut menandakan bahwa instalasi listrik telah siap dioperasikan dan memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan.
Sertifikasi ini bertujuan untuk menjamin bahwa instalasi listrik aman, tidak hanya untuk pengoperasian sistem kelistrikan itu sendiri, tetapi juga untuk keselamatan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Pencapaian ini sekaligus menjadi artefak bagi PLN dalam mewujudkan visi untuk menyediakan energi listrik yang andal, efisien, dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Kalimantan.*