Kolase.id – Meriam karbit raksasa kembali akan didentumkan di sepanjang bantaran Sungai Kapuas Pontianak menjelang Idulfitri 1443 Hijriah. Pemerintah Kota Pontianak membolehkan tradisi sulut meriam karbit raksasa itu sebagai simbol berakhirnya bulan suci Ramadan. Hanya saja, tahun ini festivalnya ditiadakan.
Kini, warga di bantaran Sungai Kapuas sedang memersiapkan diri merakit meriam karbit berhulu ledak tinggi itu. Tak mudah membuat meriam karbit ini. Bahannya terbuat dari kayu bulat (log) berkualitas tinggi seperti mabang dan bengkirai.
Kayu itu dibelah menjadi dua bagian untuk membuang sebagian isinya. Kayu yang telah dibelah lantas diikat dengan tali rotan serta disikat hingga bersih. Biasanya, meriam juga dicat dengan warna-warna yang menarik agar dapat menarik minat wisatawan.
Pada Kamis 14 April 2022, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono telah menyatakan bahwa penyelenggaraan Festival Meriam Karbit tahun 2022 ini kembali ditiadakan sebagaimana tahun lalu. Kendati demikian, permainan meriam karbit tetap diperkenankan.
“Kalau masyarakat ingin memainkan meriam karbit silakan tetapi tahun ini kita tidak menggelar festival seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Sejak awal pandemi Covid-19, yakni tahun 2020 festival yang banyak menyedot perhatian masyarakat ini sementara ditiadakan. Langkah itu diambil sebagai upaya mencegah kerumunan orang di tengah kondisi pandemi Covid-19. “Insyaallah tahun depan kita akan gelar supaya lebih meriah lagi,” ungkapnya.
Meski permainan rakyat yang dimainkan di tepian Sungai Kapuas ini diperkenankan, Edi berharap masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir.
Apabila ada warga yang merasa sakit atau tidak enak badan, sebaiknya tidak ikut memainkan atau menyaksikan permainan berbahan bakar karbit tersebut.
“Artinya warga yang merasa sakit, kalau bisa jangan memaksakan diri untuk datang nonton atau berkerumun. Sebaiknya istirahat di rumah saja untuk mengembalikan stamina,” imbaunya.
Meriam karbit sudah mengakar dalam tradisi masyarakat Kota Pontianak setiap bulan Ramadan dan malam menyambut Hari Raya Idulfitri, terutama di kalangan masyarakat yang bermukim di tepian Sungai Kapuas.
Meriam karbit juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.*/r
Respon (1)