Tak mau ketinggalan, Hayun Saputri, juga memainkan peran penting dalam proyek pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Kalimantan Tengah. Ia bertanggung jawab melakukan verifikasi lapangan untuk kelengkapan persyaratan STP (Serah Terima Proyek) GI 150 kV Mintin.
“STP adalah tahapan akhir dari rangkaian panjang proyek, sehingga semua dokumen dan kondisi fisik di lapangan harus benar-benar valid dan sesuai. Proses verifikasi ini kami lakukan dengan teliti, karena menyangkut keabsahan serah terima proyek. Tantangan teknis dan administratif kami hadapi bersama tim dengan semangat,” ungkap Hayun.
Sebagai kisah penutup, kiprah srikandi PLN lainnya, Alya Khairunnisa Deza, pengawas pembangunan GI 150 kV Sandai, menghadapi tantangan yang tak kalah kompleks saat melakukan pengukuran sistem grounding—salah satu komponen krusial untuk keamanan instalasi listrik.
“Grounding adalah sistem pengaman utama, karena menghubungkan instalasi ke tanah dan mencegah bahaya akibat arus bocor. Pengukuran tegangan dan resistansi harus tepat. Saya dan tim memastikan setiap sambungan grounding memenuhi standar keamanan,” jelas Alya yang hari itu berada di lokasi proyek di bawah panas terik Kalimantan Barat.
Ketekunannya di lapangan menunjukkan bahwa perempuan juga mampu bekerja dengan akurat di ranah teknik yang penuh risiko.
Perjalanan para Srikandi PLN UIP Kalbagbar adalah wujud nyata dari semangat Kartini masa kini. Mereka tidak hanya berkontribusi dalam pekerjaan teknis dan administratif, tetapi juga membawa semangat perubahan, keberanian, dan kesetaraan di sektor energi yang selama ini didominasi oleh laki-laki.*