Kolase.id – Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Barat memastikan bahwa stok minyak goreng menjelang Ramadan tercukupi. Hal ini dikuatkan dengan perubahan skenario penjualan PT Wilmar di mana 70 persen total produksi minyak goreng per hari akan didistribusikan di wilayah Kalbar.
“Saat ini kita sedang melihat seperti apa produksi, kemasan, dan distribusi minyak goreng yang ada di PT Wilmar,” kata Kapolda Kalbar Irjen Pol Suryanbodo Asmoro, Rabu 16 Maret 2022.
Berdasarkan data kepolisian, sebanyak 30 persen total produksi harian PT Wilmar diperuntukkan bagi kebutuhan masyarakat Kalbar. Sedangkan 70 persen dipasok dari luar Kalbar. Itu dilakukan saat kondisi pasar sedang berjalan normal.
Hanya saja ada anomali yang terjadi di mana minyak goreng mengalami kelangkaan. Pemerintah mengambil kebijakan agar pola pendistribusian minyak goreng PT Wilmar diubah. Semula 30 persen untuk kuota Kalbar dan 70 persen luar Kalbar menjadi 70 persen buat Kalbar dan 30 persen bagi masyarakat di luar Kalbar.
Kondisi ini terjadi lantaran kebutuhan yang harusnya dipasok dari luar Kalbar itu terhambat. “Persoalannya bervariasi. Katanya tidak bisa masuk karena faktor cuaca, dan ada pula faktor produksi, sehingga pemenuhan kebutuhan di Kalbar ini juga ikut terkendala,” kata Suryanbodo.
Dengan pola 70–30 ini, sambung Suryanbodo, di Kalbar dipercaya tidak akan ada kelangkaan minyak goreng. Penyebab langka itu karena masyarakat panik, kemudian membeli minyak goreng secara berlebihan.
“Jadi masyarakat tenang saja, tidak perlu panik menghadapi Ramadan, lebaran, dan berita tak benar. Operasi pasar akan tetap dilaksanakan selama masih ada kepanikan,” pintanya.
Kepala Cabang PT Wilmar Cahaya Indonesia Mohammad Erwin mengatakan, pihaknya mendukung penuh apa pun yang diminta pemerintah dalam konteks pemenuhan permintaan pasar di Kalbar.
“Saat ini kita menghadapi kelangkaan minyak goreng dan kita siap membantu pemerintah mengatasi semua ini. Terkait harga, PT Wilmar mengikuti ketetapan pemerintah,” kata Erwin.
Sejauh ini, PT Wilmar mengolah bahan baku per hari sebanyak 500 ton dan mampu menghasilkan minyak goreng antara 400-500 ton. Dari total produksi yang dihasilkan, 70 persen diperuntukkan bagi pemenuhan minyak goreng di Kalbar. Sedangkan 30 persen yang tersisa didistribusi untuk kebutuhan masyarakat di luar Kalbar.*