Kolase.id – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Agus Chusanini menyebut kenaikan sejumlah harga bahan pokok akan menyebabkan inflasi di Kalimantan Barat pada Maret 2022 ini. Kendati demikian, Agus menyebut, kenaikan inflasi tidak akan terlalu tinggi. Pasalnya, harga-harga bahan pokok yang disebutkannya, terutama minyak goreng sudah mengalami kenaikan sebelumnya.
“Minyak goreng (kenaikan harga) juga tidak akan besar dampaknya, karena sudah naik sejak akhir tahun lalu. Yang kita khawatirkan adalah kenaikan harga minyak bumi dan gas,” sebut dia.
Menurutnya, situasi geopolitik dunia, utamanya perang Rusia-Ukraina telah memicu kenaikan komoditas utama dunia, dan juga berimbas kepada kenaikan harga produk-produk komplementernya.
Lantaran kedua negara tersebut merupakan produsen dan jalur distribusi utama dunia. “Kenaikan BBM akan berpengaruh terhadap inflasi. Tetapi kita bersyukur Pertamina masih punya cadangan yang cukup,” jelas dia.
Menjelang Ramadan, Agus menyebut, stok bahan pangan di Kalbar sendiri tersedia dan aman. BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi serta kabupaten/kota juga sudah berkoordinasi untuk kesiapan menyambut Ramadan. “Untuk pangan stoknya aman. Cuman kalau ada kenaikan itu karena permintaannya yang naik. Tapi kalau stok, Insya Allah aman dan dari koordinasi pedagang juga aman,” kata Agus Chusaini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia.
Dia pun meminta warga untuk tidak panic buying. Diprediksi, harga minyak goreng kemungkinan akan terjadi penurunan di bulan April setelah produksi minyak goreng kembali normal. “Dengan ketersediaan stok yang ada, mudah-mudahan masyarakat tidak perlu menyimpan lebih dari biasanya sehingga tekanan permintaannya juga tidak terlalu tinggi,” pungkasnya. **