DPRD Kota Pontianak Panggil Pelaksana Pesona Kulminasi Matahari 2022

Avatar
Ketua DPRD Kota Pontianak Satarudin. Foto: Dok Kolase.id

Kolase.id – Ingar-bingar Pesona Kulminasi Matahari 2022 akhirnya tersandung sembelit. Para pihak yang terlibat sebagai pelaksana kegiatan, dari Pemkot Pontianak hingga Sporta Indonesia selaku EO diminta bertanggung jawab.

Ketua DPRD Kota Pontianak Satarudin menjelaskan bahwa parlemen sudah memanggil semua pihak yang terlibat untuk datang ke Kantor DPRD Kota pada Selasa, (27/9/2022).

“Saya sudah undang semua pihak yang terlibat. Dari dewan akan dihadiri Komisi I, II, III, dan IV,” ujar Satarudin, Senin (26/9/2022).

Untuk perwakilan dari Pemkot Pontianak, ditujukan kepada Sekda, Asisten Administrasi Umum, Kadisporapar, Kepala BKD, panitia peringatan kulminasi, termasuk Sporta Indonesia selaku EO, juga diminta hadir dalam rapat bersama ini.

Satarudin ingin mendengar penjelasan semua pihak. Termasuk EO, sebagai pelaksana di lapangan. Tingginya harga tiket dalam rangkaian kegiatan Pesona Kulminasi di Taman Alun Kapuas menjadi pintu masuk bagi anggota parlemen kota, guna menelusuri lebih jauh ke substansi persoalan yang kini menjadi polemik di kalangan masyarakat.

Menurut Satarudin, Pesona Khatulistiwa Matahari menggunakan APBD. Utamanya untuk di lokasi Tugu Khatulistiwa. Ia juga mau melihat data detail, berapa jumlah pengunjung di acara tersebut. Jika tidak ramai dihadiri masyarakat, akan menjadi bahan catatan Disporapar untuk melakukan evaluasi di tahun depan.

Mengenai kegiatan rangkaian Pesona Kulminasi di Taman Alun Kapuas, sudah bukan rahasia banyak pengunjung mengeluh. Utamanya soal patokan tarif yang begitu mahal untuk masuk ke dalam acara, karena ada artis ibu kota mengisi acara tersebut.

Ia agak kesal dengan bunyi tarif tiket yang dipatok panitia begitu tinggi di acara ini. Dari informasinya, juga terdapat stan di dalamnya. Tentunya juga melibatkan UMKM.

“Jika biaya masuk mahal, akan berdampak pada para pedagang di dalam sana. Apakah laku dagangan mereka sementara tarif masuk mahal. Alih-alih kita menumbuhkan ekonomi pascacovid, justru UMKM kita bisa tiarap,” tegasnya.

Satar juga menanyakan soal penempatan stan di sana. Apakah disewakan dan berbayar atau tidak. Jika ada tarif sewa, berapa harganya? Apakah pelaku UMKM juga dikenakan tarif?

“Jika iya, berapa besarannya? Saya juga mau menanyakan sponsorship yang ikut serta dalam acara ini. Berapa bantuan yang mereka gelontorkan,” tandasnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *