Dialektika Durian Warnai Workshop Eco Bhinneka Muhammadiyah

Tawarkan literasi keagamaan sebagai upaya mewujudkan kerukunan melalui pelestarian lingkungan

Avatar
Regional Manager Kalbar Eco Bhinneka Muhammadiyah Octavia Shinta Aryani saat menyampaikan sambutan di ajang Workshop Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah yang Harmoni dan Hijau di Pontianak, Sabtu (16/9/2023). Foto: Arief/Kolase.id

Kolase.id – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama RI Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) H Muhajirin Yanis berkelakar tentang durian. Durian hanya dimaknai sebagai cara makan dan rasa semata, tetapi abai pada biji sebagai cikal bakal lahirnya generasi baru durian.

Menurut Muhajirin, orang hanya ramai membicarakan tentang durian, cara makan dan rasanya. Padahal, di balik semua itu tak terhitung berapa banyak biji yang dihasilkan dari buah berduri yang dagingnya sudah dimakan.

Dialektika itu dikemukakan Muhajirin di ajang Workshop Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah yang Harmoni dan Hijau yang diselenggarakan oleh Eco Bhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat di Pontianak, Sabtu (16/9/2023).

“Adakah kita pernah meneliti berapa banyak yang tumbuh dari regenarasi pohon durian itu kepadamu? Seharusnya ini menjadi peluang kita. Bahwa ketika musim durian tiba, kita harus berpikir bagaimana biji yang dihasilkan bisa tumbuh kembali,” kata Muhajirin.

Dia juga mengukuhkan dukungannya terhadap segala upaya yang mengarah pada pelestarian lingkungan. “Lebih baik lagi jika diaplikasikan di setiap madrasah dan sekolah lainnya di Kalbar. Hal sederhana bisa dilakukan adalah setiap anak wajib menanam satu pohon dan merawatnya hingga lulus,” pintanya.

Selaras dengan Muhajirin, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalbar Pabali Musa juga mengingatkan pentingnya mengingat kembali teori tentang perubahan (theory of change).

“Perubahan yang kita harapkan, kita konsultasikan, dan kita konsolidasikan hari ini adalah perubahan yang berkemajuan,” kata Pabali Musa.

Perubahan itu, sambungnya, diharapkan bisa berdampak terhadap perbaikan lingkungan dengan bantuan dari segala lini, khususnya dalam dunia pendidikan.

Eco Bhinneka Muhammadiyah menggagas workshop ini dengan menghadirkan kalangan pendidik baik itu SD, SMP hingga SMA di Aula Meranti Hotel Mercure Pontianak. Ini merupakan kegiatan lintas agama di mana pematerinya berasal dari semua organisasi keagamaan yang berada di sekitar Pontianak.

Regional Manager Kalbar Eco Bhinneka Muhammadiyah Octavia Shinta Aryani menjelaskan bahwa workshop ini bertujuan memberikan pengalaman dengan membentuk kembali gagasan tentang literasi keagamaan.

“Ini juga menjadi bagian dari upaya kita meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pluralisme, toleransi, dan keragaman masyarakat melalui aksi pelestarian lingkungan demi mencapai visi pemimpin perubahan untuk sekolah yang harmoni dan hijau,” kata Octavia.

Sangat beralasan jika Eco Bhinneka Muhammadiyah menghadirkan peserta dan panelis dengan latar belakang suku dan agama yang berbeda. “Kita ingin memberi masukan kepada setiap sekolah agar mendukung terwujudnya sekolah hijau. Sebab, setiap agama mengajarkan menjaga lingkungan,” ucapnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *