Kolase.id – Lembaga Desa Pengelola Hutan (LDPH) Desa Sekabuk, Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, bangga. Rintisan usaha budidaya ikan konsumsi telah menuai hasil. Harapannya, usaha budidaya ikan ini dapat menjadi bantalan ekonomi masyarakat.
Bersama Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) dan LDPH Desa Sekabuk, Gemawan melakukan panen perdana ikan di keramba jaring apung (KJA) Hutan Desa Sekabuk, Selasa (22/12/2022).
Kegiatan ini dihadiri personel Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan (UPT KPH) Wilayah Mempawah, Camat Sadaniang, aparat penegak hukum Toho-Sadaniang, Pemerintah Desa Sekabuk, kelompok perempuan, serta komunitas masyarakat dan pihak terkait.
Koordinator Community Organizer (CO) Gemawan Lani Ardiansyah menyebut ikan baung dan nila menjadi pilihan yang dikembangkan dalam KJA. “Pemilihan didasarkan pada potensi lokal yang ada, sehingga tetap menjaga kelestarian habitat dan ekosistem di wilayah ini,” kata Ucup, sapaan akrabnya.
LDPH Desa Sekabuk sudah mengantongi izin pengelolaan kawasan hutan seluas 689 hektare melalui Program Perhutanan Sosial.
Menurut Ucup, Gemawan menjalankan program kolaborasi dengan Polnep untuk uji coba silvofishery. Dengan demikian ada alternatif income masyarakat pengelola hutan dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). “Panen hari ini hanya simbolik, besok akan dilanjutkan kembali,” tuturnya.
Pada Agustus lalu, Polnep, kelompok LDPH, serta pihak terkait bersama Gemawan telah menebar lebih dari 1.000 ekor bibit ikan di lokasi budidaya. Kolaborasi ini dilakukan secara partisipatif yang melibatkan pihak pemerintah desa dan LDPH.
“Kami berharap inovasi ini dapat berkembang, karena potensi pasar Mempawah semakin terbuka dengan pendirian Terminal Internasional Kijing. Tidak tertutup kemungkinan Sekabuk menjadi pilar ekonomi baru yang menyediakan sumber daya khas di Mempawah,” tambahnya.
Uray Endang Kusumajaya dari Polnep mengatakan kegiatan ini merupakan agenda kolaborasi dari Hibah Penelitian Program CitRes.Ned-NORHED II Politeknik Negeri Pontianak Tahun 2022 di tingkat desa.
“Program penelitian ini diselaraskan dengan perencanaan pengelolaan perhutanan sosial LDPH Sekabuk, sehingga partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan hutan desa melalui pengembangan budidaya ikan berkelanjutan dapat terdokumentasikan,” ucapnya.
Bagi Polnep, kegiatan ini sebagai wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dalam rangka melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Skema yang dipilih melalui kegiatan penelitian yang menginisiasi peningkatan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumber daya perairan yang ada.
“Polnep berharap bisa terjadi transformasi pengetahuan dan teknologi dari perguruan tinggi ke masyarakat. Selain itu, kami berharap bisa lahir sinergi antara masyarakat dengan perguruan tinggi melalui pengembangan sumber daya yang berkelanjutan,” jelasnya.
Uray menjelaskan, kolaborasi, sinergitas, dan partisipasi masyarakat sangat penting dalam proses pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
“Sekabuk berada dalam Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN). Aksesnya pun relatif dekat dengan Terminal Internasional Kijing. Sharing knowledge dan teknologi yang dimiliki perguruan tinggi diharapkan dapat mengakselerasi kesiapan Sekabuk dan desa lain di Sadaniang untuk menghadapi geliat arus ekonomi baru,” tambahnya.
Ketua LDPH Desa Sekabuk Sukaran menyampaikan rasa syukurnya atas pelaksanaan panen ikan perdana ini. “Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Polnep, Gemawan, serta banyak pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu atas dukungannya,” katanya.
Sukaran berharap program yang sudah dijalankan ini dapat memberikan dampak yang bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan hutan, serta dapat memberi kehidupan bagi orang banyak.
“Mudah-mudahan sektor pangan dan kebutuhan pokok masyarakat dapat dipenuhi melalui budidaya ikan ini,” harapnya.*