Kolase.id – Pemerintah Kabupaten Ketapang bersama para pemangku kepentingan seperti perusahaan dan lembaga masyarakat sipil (CSO), mendukung hasil Analisis Area Go & No Go untuk memperkuat strategi pembangunan berbasis lanskap “Produksi, Proteksi, Inklusi” di Kabupaten Ketapang.
Kesimpulan ini dihasilkan dalam kegiatan Lokakarya dan Sosialisasi Hasil Analisis Kawasan Go/No-Go Area di Kabupaten Ketapang yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Ketapang bersama Mitra Pembangunan Ketapang dan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau di Hotel Grand Zuri, Ketapang, Kalimantan Barat, Rabu (18/7/2023).
Bupati Ketapang Martin Rantan yang kehadirannya dalam kegiatan lokakarya diwakili oleh Asisten 2 Sekda Bidang Ekonomi Pembangunan Syamsul Islami menyampaikan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama para pemangku kepentingan mengembangkan rencana pertumbuhan hijau (Green Growth Plan) untuk mewujudkan rantai pasok komoditas utama kelapa sawit berkelanjutan.
“Hal ini akan diwujudkan dalam komitmen multipihak untuk produksi kelapa sawit tanpa deforestasi, tanpa konversi lahan gambut, tanpa eksploitasi tenaga kerja, dan komitmen untuk meningkatkan pendapatan petani,” kata Syamsul.
Analisis area Go & No Go, sambung Syamsul, diperlukan sebagai arahan teknis untuk mengoperasionalkan manajemen adaptif dalam proteksi kawasan di Kabupaten Ketapang, termasuk kawasan dengan nilai konservasi tinggi di zona produksi, restorasi, dan produksi berkelanjutan. Proses pengelolaan lanskap ini tentunya dengan memprioritaskan penghidupan dan inklusif sosial.
Analisis area Go & No Go dapat dijadikan acuan dalam memberikan arahan untuk pengembangan detail tata ruang, rencana induk perkebunan, rencana pengelolaan KPH, dan rencana pembangunan termasuk investasi di Kabupaten Ketapang.
Hasil analisis Go & No-Go yang multi-kriteria dapat menghasilkan arahan pengelolaan lahan yang adaptif, khususnya untuk pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan. Analisis multi-kriteria juga bisa menjadi dasar pengembangan perangkat pengelolaan lanskap dengan mengedepankan aspek biofisik sebagai bahan pertimbangan dalam menunjang pengelolaan lanskap untuk pembangunan ekonomi dan ruang sosial.
Selain itu, dalam konteks merespon sinyal pasar kelapa sawit yang berkerlanjutan, analisis area Go & No-Go juga memberikan informasi tentang comparative advantage kondisi bentang alam Ketapang.*