Kolase.id – LKBN Antara menggelar talkshow bertema “Keterbatasan Jaringan Menjadi Tantangan Digital Bagi Jurnalis”, Kamis (21/7). Hadir sebagai narasumber Kepala Bidang Aplikasi Informatika Diskominfo Kalimantan Barat, Sofiarti Dyah Anggunia dan Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalbar, Kundori. Kegiatan di Cafe Bumi Pontianak ini juga diikusti puluhan jurnalis dari berbagai media massa di Kalimantan Barat.
Sofiarti menyebut di era digital saat ini, jurnalis memang dituntut untuk cepat dalam menghadirkan informasi kepada masyarakat. Sementara diakui dia, masih ada sejumlah daerah di Kalbar yang belum memiliki akses internet, terutama di daerah terpencil. Padahal jangkauan peliputan jurnalis juga sampai pada daerah-daerah tersebut.
“Peran teman-teman jurnalis ini sangat penting dalam penyebaran informasi kepada masyarakat terutama di Kalbar ini. Hal ini sangat selaras dengan fungsi kami di Kominfo, dimana kita bersama-sama berperan besar dalam peneyebaran informasi yang sangat di butuhkan masyarakat, sesuai peran kita masing- masing,” kata dia.
Dia mengatakan, dari hasil kegiatan talkshow yang di gelar LKBN ANTARA Kalbar bersama para jurnalis Kalbar ini tentu sangat menarik. Dan, Diskominfo Kalbar mendapat masukan-masukan yang nantinya bisamenjadi bahan pertimbangan dan pastinya akan di tindak lanjuti terutama terkait dengan kendala sinyal internet dan listrik.
“Kami sendiri akan terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang membidangi hal-hal yang terkait dengan yang dikeluhkan masyarakat termasuk para jurnalis, baik itu terkait lemahnya sinyal internet maupun kondisi listrik yang tidak memadai dalam menunjang penyabaran infomasi, seperti yang kita bicara tadi. Ini juga akan kami koordinasikan dinas yang membidangi energy, sember daya dan kelistrikan dalam hal ini SDM,” kata Sofiarti.
Menurutnya saat ini ada program pemerintah yang terkait dengan listrik tenaga surya dengan mengandeng pihak yang memang berkopenten dalam hal itu. Sebab untuk mengadakan jaringan internet di suatu daerah tidak terlepas dengan ketersedianya listrik. “Melalui program maka kami harapkan listrik itu dapat dipasang di tiap-tiap desa yang belum bisa dialiri listri PLN. Dan dengan ada listrik maka untuk pengadaan inprastruktur jaringan telekomunikasi akan lebih mudah di adakan. Kami juga terus mendorong pengadaan infrastruktur pengadaan telekomunikasi itu, salah satunya untuk di pedesaan dengan mengadeng pemerintah daerah kabupaten/kota dan dari kementerian yang membidangi hal tersebut,” paparnya.
Sementara itu, Kundori mengatakan keterbatasan lemahnya sinyal internet memang menjadi kendala utama bagi kerja-kerja rekan-rekan jurnali terutama mereka yang berada di daerah kabupaten dan daerah perbatasan. Dia juga menyatakan, selain jaringan internet, listrik juga menjadi salah satu kendala dimana di beberepa daerah terutama di daerah pedalaman yang ada ditiap kabupaten itu minim beroperasi. Kadang listrik hanya menyala pada malam hari saja dan tentu saja itu menganggu ketersediaan jaringan internet.
“Hal ini jelas menganggu kerja-kerjajurnalis yang sangat mengandalkan ilistrik dan jaringan internet. Dengan demikian hal itu juga menganggu kecepatan kita dalam mengpload berita. Ini juga bisa menghambat perkembangandan kemajuan media terutama yang ada di daerah. Kami sangat mengarapkan, pemerintah dapat membantu dalam mengatasi hal ini,” pungkasnya. **