Kolase.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia akan menggelar Gema Ekonomi Syariah Kalimantan Barat 2022. Gelaran ini akan diadakan pada 28-31 Maret 2022 mendatang. Kendati demikian program ini telah berlangsung sejak sebulan lalu. Pada kegiatan Pre Event berupa rangkaian lomba dan pemilihan pondok pesantren dan lembaga Ziswaf Unggulan. “BI juga menyelenggarakan edukasi mengenai digitalisasi bagi masjid, dan transaksi menggunakan QRIS terkait zakat, sedekah di lingkungan masjid,” ujar Kepala BI Kalbar, Agus Chusaini.
Kegiatan akan terbagi menjadi dua yakni, Sharia Forum dan Sharia Fair. Sharia Forum terdiri dari opening ceremony, edukasi sertifikasi halal, kurasi produk IKRA, tablig akbar dan seminar pengembangan kemandirian ekonomi pesantren, serta business matching UMKM. Untuk kegiatan Sharia Fair, showcase produk UMKM digelar di GAIA Mall pada 1 April – 8 Mei 2022 bersama stakeholders terkait. Showcase ini juga menjadi upaya peningkatan transaksi UMKM, pencapaian target QRIS melalui kerjasama dengan perbankan serta sosialisasi edukasi cinta bangga Rupiah.
Dia menyebut, kegiatan ini juga untuk memperkuat sinergi antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat bersama Pemerintah Daerah, Kementerian Agama, OJK serta perbankan guna mengakselerasi pengembangan ekonomi syariah, menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat.
Tujuan lainnya adalah mengakselerasi perputaran siklus perekonomian, melalui perbaikan daya beli masyarakat dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Mendorong transformasi digital yang terkait ekonomi syariah maupun kegiatan masjid dan umat dan memperkuat Nation Branding produk unggulan di daerah melalui penciptaan industri halal.
Menurut dia, saat ini, banyak negara yang kini membidik ekonomi syariah, bahkan menjadikan pertumbuhan ekonominya sebagai pusat keuangan syariah. “Di negara-negara yang masyarakat muslimnya sedikit pun, kini semakin gencar mempromosikan ekonomi syariah. Lihat saja, Korea Selatan dengan visi destinasi wisata utama wisata pariwisata halal dunia. Kemudian Jepang menjadikan industri halal sebagai kontributor kunci pertumbuhan ekonominya,” kata dia. **