Kolase.id – Penjabat Gubernur Kalimantan Barat Harisson menyoroti sektor pendidikan dan infrastruktur sebagai tantangan utama yang dihadapi Provinsi Kalbar saat ini. Hal itu disampaikan pada Seminar Pra-Munas XIV Kagama di Aula Garuda Gedung Pelayanan Terpadu Kantor Gubernur Kalbar, Sabtu (2/11/2024).
“Kita harus serius memperhatikan kualitas pendidikan di daerah terpencil. Kurangnya akses terhadap teknologi informasi, seperti internet, juga menjadi kendala besar dalam pengembangan daerah,” pinta Harisson.
Seminar yang digelar sebagai rangkaian menuju Munas XIV Kagama di Jakarta beberapa waktu mendatang, mengangkat tema “Kagama Bakti untuk Ibu Pertiwi” ini, menjadi forum bagi para alumni UGM untuk berdiskusi dan merumuskan solusi atas permasalahan tersebut.
Harisson berharap, melalui Munas ini, Kagama dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, kita harus memberikan perhatian khusus pada sektor pendidikan, terutama bagaimana cara menjangkau masyarakat di daerah terpencil, saya mengajak seluruh elemen Kagama untuk bersama-sama berkontribusi dalam pembangunan Kalimantan Barat demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” tegas Harisson.
Lebih jauh, Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Kagama ini juga menjelaskan bahwa Kalbar harus siap melakukan transformasi ekonomi dari ekonomi berbasis sumber daya alam terutama sektor pertanian, perkebunan, dan pertambangan, ke sektor-sektor bernilai tambah tinggi melalui hilirisasi komoditas dan industri manufaktur yang ramah lingkungan serta tahan atas perubahan iklim dan bencana.
“Transformasi ekonomi ini tidak hanya memerlukan dukungan ketersediaan infrastruktur pendukung serta sarana dan prasarana wilayah seperti pelabuhan laut dan darat, jalan, air bersih, tempat pengolahan limbah dan sampah serta ketersediaan energi dan telekomunikasi, tetapi juga memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas serta diperlukan penguatan riset inovasi dan teknologi,” jelas Harisson.
Secara khusus dia meminta pengurus dan anggota Kagama Kalbar terus berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dan berpartisipasi dalam pembangunan daerah yang berkelanjutan.
“Saya sangat berbangga menjadi bagian dari Kagama yang secara bersama-sama mempunyai kekuatan untuk mendukung pemerintah dalam hal pembangunan. Dengan kompetensi para alumninya yang berkiprah di berbagai profesi dan tersebar di hampir seluruh wilayah Kalbar,” katanya.
Di mata Harisson, Kagama memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat, menjadi penghubung dengan pemangku kepentingan strategis dalam pengembangan potensi dan sumberdaya, serta mengembangkan inovasi dan pendekatan baru dalam pemberdayaan sosial dan ekonomi yang tetap diimbangi dengan upaya melestarikan lingkungan guna mewujudkan proses dan hasil capaian pembangunan yang lebih berkemajuan, menyejahterakan, berkeadilan dan berkelanjutan.
Harisson mengajak segenap pengurus dan anggota Kagama Kalbar dan para pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan kolaborasi yang lebih inklusif dan partisipatif, agar senantiasa memberikan manfaat dan menjadi bagian dari solusi inovatif untuk pembangunan daerah Kalimantan Barat.
“Saya berharap, Seminar Pra Munas ini berhasil merumuskan beberapa pokok pikiran dan rekomendasi sebagai masukan bagi Pemprov Kalbar dan Musyawarah Nasional (Munas) Kagama XIV dari berbagai praktek baik dalam pengembangan inovasi sosial, pemberdayaan dan pengembangan sosial ekonomi masyarakat.”
Dalam laporan panitia, Ketua Harian Kagama Kalbar drg. Hary Agung Tjahyadi, M.Kes. menyampaikan bahwa seminar ini sebagai bentuk kontribusi Kagama Kalbar memeriahkan Musyawarah Nasional (Munas) XIV Kagama di Jakarta pada 14-17 November 2024 yang akan datang.
“Kami mengundang 200 peserta seminar dari berbagai unsur, seperti pimpinan sementara DPRD Provinsi Kalbar, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di jajaran Pemerintah Provinsi Kalbar serta beberapa kabupaten/kota se-Kalbar, pelaku usaha, asosiasi profesi, pimpinan perguruan tinggi, ikatan alumni dari berbagai perguruan tinggi, pengurus dan anggota Kagama Kalimantan Barat, pengurus Kagama Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat, pimpinan Ormas keagamaan dan kepemudaan, organisasi masyarakat sipil (OMS) dan lembaga swadaya masyarakat, media, pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) perguruan tinggi, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA/SMK/MAN, dan pimpinan lembaga filantropi,” jelas Hary Agung.
Hary Agung menambahkan, seminar menghadirkan keynote speech yang disampaikan oleh Ir. Nazir Foead, M.Sc., Direktur Sustainitiate, mengusung tema Tantangan Mewujudkan Visi Indonesia Emas Yang Berkeadilan, Bermartabat, Berkelanjutan, dan Berketahanan Iklim.
Selanjutnya, lima narasumber menyampaikan materinya, yakni Yanuar Nugroho, Ph.D. (Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional Sustainable Development Goal/SDG), Maria Goreti, S.Sos., M.Si. (anggota DPD RI dari daerah pemilihan Kalimantan Barat), Dr. dr. Rustamaji, M. Kes. (Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Gadjah Mada), Dr. Samsul Hidayat, MA (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Pontianak), dan Laili Khairnur (Direktur Eksekutif Lembaga Gemawan, Ashoka Fellows).*