BRGM Perkuat Kapasitas Warga Melalui Program SLPG

Restorasi gambut tidak mungkin berjalan tanpa ada partisipasi masyarakat untuk mengawasi, menyelenggarakan, dan mendapatkan manfaat yang adil.

Avatar
Peserta Sekolah Lapang Petani Gambut saat mengikuti Pelatihan Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar di Desa Mekar Sari, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. Foto: Dok. BRGM

Kolase.id – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui Kedeputian Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan kembali menyelenggarakan program Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG). Agenda kali ini dihelat dengan Pelatihan Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) Provinsi Kalimantan Barat.

Upaya tersebut dilakukan sebagai wujud pendampingan dan edukasi ke masyarakat desa terkait program restorasi gambut. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas petani di lahan gambut dengan metode pengolahan lahan gambut tanpa bakar dan sebagai sarana saling tukar pengetahuan antarpetani. Kegiatan ini dilaksanakan pada 12-15 Juli 2023 di Desa Mekar Sari, Kecamatan Sungai Raya, Kubu Raya.

Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM Suwignya Utama mengatakan lahan gambut di Kalbar berperan penting karena memiliki luasan terbesar kedua di Pulau Kalimantan. Apabila lahan gambut di Kalbar rusak atau sampai terbakar maka akan berdampak besar pada segala aspek.

“Lahan gambut di Kalbar ini terbesar kedua di Pulau Kalimantan. Apabila gambut di sini rusak atau bahkan sampai terbakar, kita yang akan rugi dan merasakan dampaknya,” kata Suwignya saat pembukaan SLPG di Desa Mekar Sari, Kubu Raya, Rabu (12/7/2023).

Oleh karena itu, sambung Suwignya, pihaknya masih terus berupaya merestorasi gambut di Kalbar, baik dari sisi pembasahan, penanaman kembali, merevitalisasi ekonomi dan pengedukasian melalui sekolah lapang petani gambut.

Melalui SLPG ini dia berharap dapat membangun kemandirian petani, melepaskan dari ketergantungan produk pabrikan, serta mengembangkan inovasi petani dalam praktik-praktik yang bisa dilakukan di masing-masing desa.

Belajar Ekosistem Gambut

Pada kegiatan SLPG kali ini, turut hadir Sekretaris Tim Restorasi Gambut dan Mangrove (TRGMD) Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Desa Mekar Sari, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas setempat.

Para pemateri saat memberikan pelatihan di Sekolah Lapang Petani Gambut. Foto: Dok. BRGM

Sementara sebagai pengajar dalam pelatihan adalah Joko Wiryanto dan juga Kader Terampil SLPG Kalbar yaitu Salam, M. Sodik, dan Teguh Kurniawan.

Pelaksanaan SLPG melibatkan 22 peserta yang merupakan perwakilan kelompok masyarakat dari Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG) di Kubu Raya, Sambas, Mempawah, Ketapang, Kayong Utara, dan Kota Pontianak.

Para peserta mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dasar tentang ekosistem gambut, pengelolaan lahan tanpa bakar, teknik pertanian alami berbasis sumber daya lokal, dan budidaya pertanian di lahan gambut melalui pemahaman teori dan juga praktik di lapangan.

”Pemberdayaan masyarakat di lahan gambut harus dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam tanpa merusak lingkungannya,” kata Rossi Wiedya Nusantara, Sekretaris TRGMD Provinsi Kalimantan Barat.

Rossi menaruh harapan besar bahwa dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan keinginan masyarakat, terutama berperan serta dan berpartisipasi dalam mengelola ekosistem gambut secara lestari, tanpa mengesampingkan kebutuhan ekonomi secara bijaksana.

Dengan demikan, dia berharap setelah mengikuti pelatihan, kapasitas masyarakat dapat meningkat dalam rangka perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut dengan ramah lingkungan.

“Para petani dapat menerapkan teknik Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dan pertanian alami menggunakan sumber daya lokal di wilayahnya masing-masing dan mengembangkan sebuah mini demplot PLTB, sehingga dapat mempraktikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti pelatihan Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG),” kuncinya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *