Kolase.id – Masyarakat Pontianak dan sekitarnya ramai-ramai menyambut Ramadan dengan tarawih perdana di Masjid Raya Mujahidin pada Sabtu, 2 April 2022. Saf-saf terisi penuh oleh jemaah yang melaksanakan salat tarawih.
Momentum ini pun tak disiakan-siakan oleh dua kepala daerah masing-masing Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji dan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bahkan mengaku terharu karena Ramadan tahun ini pelaksanaan ibadah sudah mulai dilonggarkan dan mulai berjalan normal. Saf juga tiada lagi berjarak, namun para jemaah tetap mengenakan masker.
“Salat tarawih yang mulai dilaksanakan malam ini mengobati kerinduan umat Islam yang sangat merindukan suasana Ramadan,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah sudah memberikan kelonggaran bagi umat Islam dalam menjalankan aktivitas ibadah dengan mengizinkan saf yang rapat. Terpenting, kata Edi, tetap menjaga protokol kesehatan. Apabila merasa sakit, demam, dan sebagainya, disarankan lebih baik beristirahat di rumah sampai sembuh.
“Kalau sehat silakan beribadah, saf juga boleh rapat,” ucapnya.
Dirinya mengajak masyarakat khususnya umat Islam untuk beribadah secara optimal agar mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT serta menjadi orang yang bertakwa. Untuk kelancaran dalam beribadah, dia menekankan untuk menjaga kesehatan, terlebih di bulan puasa di mana fisik harus tetap fit.
“Istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, Insya Allah ibadah bisa optimal,” tuturnya.
Selama meninggalkan rumah untuk melaksanakan ibadah, Edi mengimbau masyarakat tetap waspada, apalagi rumah ditinggalkan dalam keadaan tidak ada orang. Pemilik rumah harus memastikan rumah dalam keadaan aman, termasuk barang-barang elektronik yang terhubung listrik.
“Jadi tetap harus waspada, minimal kalau ditinggal, harus ada tetangga yang turut menjaga,” pesannya.
Sementara itu, Gubernur Kalbar Sutarmidji menilai, lebih dari 95 persen jemaah disiplin mengenakan masker. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan meningkat.
“Alhamdulillah 95 persen lebih mengenakan masker, itu yang utama. Sekarang salat sudah boleh rapat safnya, tapi tetap mengenakan masker,” katanya.
Kemudian, dalam kultum singkatnya, ia juga menyampaikan empat variabel sebagai tolok ukur keberhasilan seseorang di negara-negara maju seperti Finlandia. Variabel tersebut di antaranya kejujuran, disiplin, dukungan orang terdekat dan skill.
“Finlandia itu paling berhasil di dunia dan itu diakui, tingkat korupsi rendah, tingkat kejahatan rendah, kenapa? Karena mereka menempatkan variabel kejujuran di urutan pertama,” terangnya.*/r
Respon (1)