Srikandi Ganjar Kalbar Bersama Milenial Kapuas Hulu Sulap Daun Nyiur jadi Produk Bernilai

Meski terdengar simpel, pada sejumlah daerah di Indonesia produk sapu lidi dari bahan daun kelapa atau nyiur berhasil menembus pasar internasional.

Avatar
Srikandi Ganjar Kalbar bersama perempuan milenial Kapuas Hulu belajar mengolah daun nyiur menjadi produk bernilai ekonomi. Foto: Dok Srikandi Ganjar Kalbar

Kolase.id – Para perempuan milenial di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mendapat pelatihan mengolah daun nyiur atau kelapa menjadi produk rumah tangga yang bernilai ekonomis.

Edukasi tersebut digagas oleh Srikandi Ganjar Kalimantan Barat atas komitmennya memberikan manfaat kepada seluruh perempuan agar bisa kreatif, mandiri, dan berdaya, Rabu (17/5/2023).

Dusun Mentara, Desa Nanga Kalis, Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat menjadi titik lokasi pelatihan pembuatan sapu lidi dari daun nyiur dengan pengrajin profesional itu berlangsung.

“Jadi, sebenarnya Srikandi Ganjar Kalbar menginisiasi kegiatan ini terutama di Kapuas Hulu karena kita merasa bahwa perempuan milenial yang ada sekarang ini perlu diberdayakan,” ucap Koordinator Wilayah Srikandi Ganjar Kalbar Putri Adelia.

Wanita yang akrab disapa Adel itu menyebut bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sapu lidi pun sangat mudah ditemukan.

Hal ini lantaran kawasan Kapuas Hulu memang memiliki komoditas perkebunan yang melimpah, di antaranya  kelapa dan kelapa sawit.

Para perempuan milenial itu begitu menikmati setiap proses pembuatan sapu lidi, mulai dari menyiapkan daun nyiur, merautnya satu demi satu, hingga mengikatnya menjadi satu.

“Ada banyak sumber inovasi yang bisa dilakukan dan salah satunya kami mengadakan pelatihan pembuatan sapu lidi supaya nanti bisa dikembangkan dan dijual,” ungkap dia.

Meski terdengar simpel, pada sejumlah daerah di Indonesia produk sapu lidi dari bahan daun kelapa atau nyiur berhasil menembus pasar internasional.

Selayaknya garda perempuan milenial, loyalis Ganjar Pranowo itu memproyeksikan dalam kegiatan selanjutnya bakal terus mengasah kreativitas dan inovasi perempuan-perempuan di 14 kota/kabupaten Provinsi Kalimantan Barat.

Salah satu peserta, Nabila (17) mengaku adanya pelatihan ini dapat mendorong kreativitas perempuan milenial guna mengoptimalkan keanekaragaman hayati menjadi suatu barang bernilai ekonomis.

“Menurut saya kegiatan hari ini sangat seru, menginspirasi banyak perempuan, menambah wawasan dan menambah penghasilan di kehidupan sehari-hari karena sapu lidi ini bisa dijual,” kata Nabila.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *