Pemprov Kalbar Susun Profil Keragaman Hayati

Arus utamakan keanekaragaman hayati dalam proses pembangunan

Avatar
Bukit Piyabung di Desa Lubuk Antuk, Kecamatan Hulu Gurung, Kapuas Hulu, Kalbar, salah satu kawasan yang kaya dengan keanekaragaman hayati. Foto: Andi Fachrizal/Kolase.id

Kolase.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sedang menyiapkan sebuah dokumen lengkap dalam bentuk profil tentang keragaman hayati. Ini merupakan mandat dari Inpres No 1 Tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan Berkelanjutan.

Staf Ahli Gubernur Kalbar Bidang Pembangunan dan Ekonomi Christianus Lumano mengatakan, keanekaragaman hayati memberikan berbagai manfaat ekologis, ekonomis, dan sosial yang penting bagi kelangsungan hidup masyarakat Kalbar.

“Oleh karena itu, perlindungan spesies dan habitat mereka menjadi sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang ada di Kalbar,” kata Lumano saat memberikan arahan dan membuka Kick-Off dan Sosialisasi Penyusunan Profil Keanekaragaman Hayati Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (29/8/2023) di Pontianak.

Menurutnya, setiap spesies memiliki peran unik dalam jaring makanan dan siklus nutrisi. Satu spesies punah dapat menyebabkan gangguan pada rantai makanan dan keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Misalnya, hilangnya spesies predator tertentu dapat mengakibatkan populasi hewan mangsa menjadi berlebihan, yang pada gilirannya dapat merusak lingkungan.

“Dengan demikian, Kalbar memerlukan suatu dokumen yang dapat menyajikan data, peta, dan informasi yang lebih utuh dan komprehensif mengenai kondisi keanekaragaman hayati. Untuk itu, perlu disusun Profil Keanekaragaman Hayati (Kehati) yang akan menjadi dasar penyusunan Rencana Induk Pengelolaan Daerah (RIPDA) Kehati sebagai salah satu pedoman, arahan, dan pertimbangan penting dalam  merumuskan tata kelola lingkungan hidup yang lebih baik di masa mendatang,” tambah Lumano.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalbar Adi Yani mengatakan, salah satu mandat dari Inpres No. 1 Tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan Berkelanjutan kepada pemerintah daerah adalah menyusun Profil Keanekaragaman Hayati dan Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Daerah.

Dalam penyusunan profil kehati ini, kata Adi Yani, Pemprov Kalbar didukung oleh USAID SEGAR dan melibatkan instansi vertikal pemerintah pusat serta Bappeda dan organisasi perangkat daerah (OPD) yang membidangi lingkungan hidup pada kabupaten/kota se-Kalbar, sektor swasta, akademisi, LSM, mitra pembangunan, dan para pakar yang bekerja dan memiliki data keanekaragaman hayati.

Perencana Ahli Muda, Pengampu Urusan Penataan Ruang, Bappeda Provinsi Kalimantan Barat M. Yodha Muhdiya mengatakan pada tataran perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, keanekaragaman hayati juga menyediakan manfaat ekonomi, seperti pada industri farmasi dan pertanian yang sangat bergantung pada bahan alami yang berasal dari sumber daya keanekaragaman hayati.

“Kita mengenal berbagai jenis tanaman dan hewan yang memiliki nilai komersial penting dalam pengembangan obat-obatan, bahan bangunan, makanan, dan produk lainnya. Jika spesies-spesies ini punah, kita akan kehilangan peluang untuk mengembangkan inovasi dan mendukung pembangunan ekonomi di Kalimantan Barat,” kata Yodha.

Lebih jauh dia menjelaskan bahwa keanekaragaman hayati juga memberikan manfaat sosial dan budaya. “Banyak masyarakat adat di Kalbar bergantung pada alam dan keanekaragaman hayati untuk merawat dan menjaga tradisi, pengetahuan, dan kearifan lokal guna keberlangsungan kehidupan mereka. Kekayaan spesies-spesies unik dan endemik dengan habitat alami yang asri alami juga menjadi daya tarik dalam pengembangan ekowisata mina khusus dan ekonomi kreatif berbasis masyarakat, yang akan memberikan pengalaman dan sensasi tersendiri akan keindahan alam dan budaya jika dikelola secara adil dan lestari,” terang Yodha.

Ketua Tim Ahli Penyusunan Profil Kehati Kalbar Agusti Randi mengatakan profil kehati ini adalah sebuah dokumen publik yang disusun secara partisipatif dan inklusif.

“Karena itu, kami sangat mengapresiasi beberapa peserta, seperti Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak, Yayasan PRCF-Indonesia, dan PT Kandelia Alam, yang menyatakan komitmennya berbagi pakai data, dan bahkan langsung menyetor data keragaman hayati yang dimiliki.”

Selanjutnya, kata pakar taksonomi ini, tim ahli dan penyusun akan melakukan review dan validasi terhadap semua data yang masuk. “Ini bertujuan agar data yang tersaji pada profil kehati ini bisa dipertanggungjawabkan sesuai kaidah yang berlaku,” kata Randi.

Berdasarkan data, Provinsi Kalimantan Barat memiliki luas 14,6 juta hektar, 56,65% di antaranya adalah kawasan hutan, terbentang dari ujung utara di Kabupaten Sambas hingga ujung selatan di Kabupaten Ketapang, dan dari ujung timur di Kabupaten Kapuas Hulu hingga ujung barat  di Pulau Karimata, Kabupaten Kayong Utara.

Kalbar juga memiliki garis pantai lebih dari 1.000 km yang membentang di tujuh kabupaten atau kota pesisir yang membentang dari utara ke selatan, serta kawasan pesisir ini memiliki ekosistem mangrove seluas 161.557,19 ha. Selain itu, ada 124 kesatuan hidrologis gambut (KHG) seluas 2.801.477 hektar. Hal ini merupakan aset alam yang luar biasa, terutama dari sisi kekayaan keragaman hayati yang dimiliki Kalbar.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *