Kolase.id – Penjabat Gubernur Kalimantan Barat Harisson menyoroti ancaman perubahan iklim yang dapat mempengaruhi berbagai sendi dalam kehidupan manusia. Dia mencontohkan ancaman krisis air bersih yang kerapkali mendera Kota Pontianak.
“Perkara yang sering terjadi di Pontianak ini adalah air. Jika sudah masuk musim kemarau airnya berubah menjadi payau,” kata Harisson saat memberikan sambutan sekaligus membuka Raker Komwil V Apeksi Regional Kalimantan 2023 di Pontianak, Kamis (7/12/2023).
Pada raker yang mengusung tema Aksi Lokal untuk Masa Depan Iklim Global ini, Harisson menyampaikan kondisi air di Kota Pontianak yang belum menemukan solusi. Dia menyebut kurang pantas ketika ada tamu yang berkunjung ke Pontianak namun airnya payau.
“Solusi dari permasalahan tersebut sebenarnya adalah membangun instalasi air yang mengubah air asin menjadi air yang bisa digunakan. Namun apa daya ketika dana yang diperlukan tidak pernah didapatkan,” keluhnya.
Di mata Harisson, air adalah kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup, sehingga ketersediaannya sangat diperlukan.
Selain isu air, mantan Kepala Dinas Kesehatan Kalbar ini juga menyampaikan bahwa perubahan iklim harus dapat diantisipasi sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu keberlangsungan hidup masyarakat.
“Harus ada langkah-langkah mitigasi. Jika tidak kita hadapi dengan baik, akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, dan juga dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi,” kata Harisson.*