Edukasi Inklusi Keuangan Bagi Mahasiswa Guna Mencegah Penipuan Fintech

Avatar
Peserta
Para mahasiswa peserta FGD Edukasi dan Literasi Inklusi Keuangan. Foto: Dok Prokopim Kota Pontianak

Kolase.id – Kasus penipuan lewat teknologi keuangan atau lebih dikenal financial technology (fintech) marak. Mulai dari investasi fintech hingga pinjaman online (pinjol) ilegal.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menilai para mahasiswa sudah semestinya memahami dan memperoleh edukasi pentingnya inklusi keuangan dalam keseharian.

“Kalau generasi milenial minim edukasi berkaitan transaksi keuangan yang menggunakan teknologi, bukan tidak mungkin menjadi korban dari oknum-oknum yang memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) Edukasi dan Literasi Inklusi Keuangan bagi mahasiswa di Aula Akademi Keperawatan Dharma Insan, Selasa (10/5/2022).

Menurutnya, generasi milenial sekarang ini sudah sangat familiar dengan fintech. Berbagai aplikasi yang berkaitan dengan keuangan mulai dari uang elektronik atau e-money hingga aplikasi pinjol.

Aplikasi pinjol ilegal yang menjamur dengan tawaran kemudahan dalam mengajukan pinjaman harus dicermati dan dipelajari terlebih dahulu.

“Jangan sampai adik-adik mahasiswa menjadi korban hingga terjerat utang yang menumpuk,” ungkapnya.

Dia menilai implementasi inklusi keuangan di kalangan mahasiswa dan kaum milenial sudah hampir merata meskipun belum menyeluruh.

Namun Edi yakin hampir setiap mahasiswa sudah memiliki kartu ATM untuk transaksi keuangannya. Hal tersebut juga merupakan bagian dari inklusi keuangan. Termasuk berbelanja online melalui berbagai aplikasi marketplace.

“Sekarang ini era digital adik-adik mahasiswa pastinya sudah tidak asing lagi berbelanja online melalui berbagai aplikasi marketplace,” imbuhnya.

Untuk itu, dia berharap para mahasiswa sudah dibekali dengan pengetahuan dalam pemanfaatan teknologi terutama berkaitan dengan finansial.

Berkaca dari kasus-kasus yang terjadi dalam transaksi keuangan yang memanfaatkan kemajuan teknologi, setidaknya menjadi pelajaran bagi mahasiswa agar tidak menjadi korban.

“Itulah pentingnya edukasi dan literasi inklusi keuangan bagi para mahasiswa,” tutupnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *