Aturan Pajak dan Tata Niaga Bikin Orang Kalbar Lebih Pilih Berobat ke Kuching

Avatar

Kolase.id – Mahalnya biaya pengobatan di Indonesia juga menjadi sorotan di kalangan dokter di Indonesia. Prof Dr Dr dr Eka Julianta Wahjoepramono SpBS PhD menyebut, regulasi terkait tata niaga dan perpajakan produk dunia medis menjadi ujung pangkalnya. “Kalau kita bandingkan alat-alat medis dan obat-obatan di Malaysia misalnya, jauh lebih murah dibanding di kita. Makanya tidak heran banyak orang Kalimantan Barat ini yang berobat ke Kuching,” ujarnya saat Talkhsow yang digelar Ikatan Dokter Indonesia, Astra Financial dan Auto2000 di Hotel Ibis Pontianak, Senin (16/5).

Guru besar dan ahli bedah saraf ini mencontohkan, salah satu merek obat stroke yang di Indonesia harganya Rp5 juta, di Malaysia hanya Rp2 juta saja. Sementara biaya tindakan medis yang menggunakan alat canggih harga di rumah sakit Indonesia bisa dua kali lipatnya. “Kita masukkan MRI untuk otak ke Indonesia dikenai pajang barang mewah. Atau coba bandingkan biaya pasang ring jantung di Indonesia tembus Rp70 juta. Sedangkan di sana (Malaysia) hanya Rp40 juta,” sebut dia.

Dia juga berkomentar tentang komentar Presiden Joko Widodo, yang mengeluhkan setiap tahun 2 juta orang Indonesia berobat ke luar negeri. Potensi uang yang dibawa ke luar negeri mencapai Rp100 triliun per tahun. Eka menilai, seharusnya pemerintah mau menurunkan pajak dan memutus mata rantai perdagangan obat yang terlalu panjang di dalam negeri.

“Pembelian mobil saja diberi keringaan pajak (PPNBM). Lalu kenapa untuk medis tidak, ini untuk kemashalatan masyarakat banyak lho,” ucapnya. “Lalu untuk perdagangan obat, di kita terlalu panjang mata rantainya. Dari distributor, agen, pengecer, dan lain-lain. Mungkin perlu diatur tata niaga untuk obat-obatan ini agar biaya berobat di dalam negeri bisa murah,” kata dia.

Sementara itu Ketua Umum pusat IDI, dr Adib Khumaidi SpOT menyebut dunia kedokteraan di Indonesia saat ini memiliki banyak tantangan. Salah satunya adalah digitalisasi yang kian menjadi-jadi. Contohnya, saat ini, konsultasi kesehatan bisa dilakukan dari mana saja tanpa tatap muka pasien dan dokter. Para dokter, kata dia, harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Sekarang ini ada lebih dari 80 aplikasi yang menyediakan jasa konsultasi kesehatan online. Bahkan di luar negeri sedang berkembang virtual medical, dimana tindakan medis bisa dilakukan tanpa di ruang praktik,” ucap dia.

Dia juga mewanti-wanti dibukanya keran Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang berlaku mulai 2025. Kelak pertukaran barang dan jasa di wilayah ASEAN menjadi lebih mudah, termasuk juga di dalamnya pertukaran tenaga medis. “Dokter-dokter asing nantinya bisa berpraktik di kita. Tentu kita juga harus siap untuk menghadapi persaingan ini, dengan cara terus meningkatkan kompetensi dan kualitas layanan kepada masyarakat,” ungkapnya.

Keduanya sendiri menjadi pembicara dalam talkshow bertajuk “Dokter Indonesia Menuju Era Praktik Global “oleh (Adib) serta “Kehebatan otak dan Penyakit Fatalnya” dari Eka. “Program ini merupakan edukasi dari Astra Finance ((ACC,TAFS,FIF GROUP dan Asuransi Astra) serta Auto 2000 agar massyarakat paham bahwa dunia kedokteran kita sangat bisa bersaing. Kalbar kami pilih karena di sini banyak masyarakat yang lebih memilih berobat ke Malaysia,” ujar Adhi Sebayang selaku Area Head ACC Sulawesi-Kalimantan. Hadir pula Regional Bisnis Manager Auto2000 Kalimantan, Biyousma, Regional Head Asuransi Astra Indonesia Timur Muliawansyah, dan sejumlah pentolan Astra Financial lainnya.

Pihaknya kini juga tengah menjaring putra-putri terbaik Kalbar yang kurang mampu untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH). “Satu orang akan mendapatkan beasiswa senilai Rp1 miliar untuk biaya hidup dan pendidikan di UPH Jakarta hingga tuntas. Ada slot untuk 10 orang tahun ini. Di Kalbar sendiri antusiasmenya sangat tinggi, sejauh ini sudah lebih 50 orang yang mendaftar,” tambah Adhi Sebayang. (ars)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *