Akurasi dan Sinkronisasi Data untuk Pertahanan Negara

Avatar
Sekda Kalbar
Sekretaris Daerah Kalbar Harisson. Foto: Dok Prokopim Setda Kalbar

Kolase.id – Sekretaris Daerah Kalimantan Barat Harisson menilai pentingnya akurasi data guna mendukung fungsi-fungsi pertahanan dan keamanan negara. Berbagai konflik kepentingan di dalam negeri sulit diselesaikan lantaran data dengan fungsi pertahanan cenderung tidak terkoneksi.

Hal itu disampaikan Harisson saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Penataan Ruang Wilayah Pertahanan Nasional bersama Kementerian Pertahanan Republik Indonesia di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Kamis 17 Maret 2022.

“Beberapa kondisi keamanan dalam negeri masih berat untuk diselesaikan seperti konflik komunal, terorisme, radikalisme, dan gerakan separatisme. Ini ancaman serius bagi keutuhan bangsa dan negara kita,” kata Harisson.

Menurutnya, keterlibatan seluruh stakeholder terkait sangat diperlukan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Informasi yang diberikan harus benar-benar terpercaya dan disertai dengan data yang akurat. Selebihnya harus sinkron dengan fungsi-fungsi pertahanan keamanan negara.

Harisson mencontohkan, ada daerah yang secara darurat digunakan sebagai landasan pesawat tempur, maka bangunan di sekitar bandara tidak boleh tinggi. Begitu juga dengan fungsi-fungsi lain, seperti jalan, pelabuhan, harus ada sinkronisasi dengan fungsi ketahanan dan keamanan negara.

“Berbagai ancaman terhadap kepentingan nasional sangat sulit diidentifikasi dan dianalisis dengan pendekatan konvensional. Ancaman yang paling nyata dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini adalah masalah kebangsaan serta ancaman militer dan non militer,” ujar Harisson.

Direktur Kebijakan Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Brigadir Jenderal TNI Oktaheroe Ramsi mengatakan dinamika perkembangan di lingkungan strategis yang menonjol saat ini telah memengaruhi pertahanan negara.

“Modernisasi militer telah memicu perlombaan persenjataan, pelanggaran wilayah perbatasan, intervensi asing, separatisme, pemberontakan bersenjata, serta ancaman-ancaman lainnya,” kata Oktaheroe Ramsi.

Oleh karenanya, Oktaheroe Ramsi menyebut penyiapan wilayah negara sebagai pertahanan yang menerapkan strategi pertahanan berlapis merupakan penyiapan gugusan kepulauan Indonesia, dengan titik kuat pada pulau-pulau besar seperti Pulau Kalimantan.

“Diperkirakan ancaman yang timbul ke depan ada tiga lapis mandala pertahanan, yang terdiri dari mandala pertahanan luar, mandala pertahanan lapis pertama, dan mandala pertahanan dalam,” ucapnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *