Sosial  

Menghidupkan Ingatan Maritim Pulau Kabung Lewat Pameran Seni Kontemporer

Upaya merebut kembali ruang ingatan dan indentitas dengan mempresentasikan karya di Pontianak sebagai kota tujuan komoditas dan migrasi masyarakat Pulau Kabung

Avatar
Kegiatan ibu-ibu saat mengelola hasil laut yang menjadi komoditas Pulau Kabung, Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Foto: Dok. Susur Galur

Kolase.id – Pontianak akan menjadi saksi bisu pertemuan antara tradisi maritim dan seni kontemporer dalam pameran bertajuk “Kabung & Upaya yang Melampaui Esok” pada 23–29 Desember 2025 di Port 99.

Ekshibisi ini merupakan proyek transmediasi untuk membaca kembali nilai budaya dan ekologi Pulau Kabung, sebuah wilayah pesisir di Kalimantan Barat yang kini berjuang melawan ancaman pelupaan sejarah dan perubahan zaman.

Pulau Kabung yang dihuni oleh percampuran etnis Tionghoa, Melayu, dan Bugis memiliki kekayaan budaya maritim yang mendalam.

Namun, migrasi generasi muda dan tekanan ekonomi mulai mengikis identitas lokal tersebut. Pameran ini hadir sebagai alat transformasi sosial guna memastikan pengetahuan lokal tidak hilang begitu saja.

Sejumlah karya unggulan akan ditampilkan, di antaranya Instalasi Seni Media “Bagan Tancap”. Karya ini merekonstruksi rangka bagan tradisional menggunakan elemen kinetik, video mapping, dan soundscape immersive yang membawa pengunjung merasakan atmosfer perairan Kalimantan Barat.

Selain itu, terdapat Batik Sotong yang menggunakan tinta sotong sebagai pewarna alami, serta refleksi audiovisual melalui Cin(E)-Poetry.

Gusti Enda, salah satu penggerak kolektif seni dari Susur Galur menjelaskan bahwa pemilihan lokasi di Pontianak memiliki makna strategis sebagai pusat migrasi masyarakat pesisir.

“Ini adalah upaya merebut kembali ruang ingatan dan indentitas dengan mempresentasikan karya di Pontianak, sebagai kota tujuan komoditas dan migrasi masyarakat Pulau Kabung. Kita ingin ini menjadi tempat pertemuan antara urban dan tradisi untuk menjawab apa yang hilang dan yang bisa kita bawa ke masa depan,” ungkapnya.

Proses kreatif pameran ini melibatkan kolaborasi lintas disiplin, mulai dari seniman, praktisi batik, musisi, hingga keterlibatan aktif masyarakat lokal Pulau Kabung.

Selain aspek estetika, proyek ini juga mendorong eksplorasi ekonomi alternatif melalui pengembangan produk berbasis budaya seperti Batik Sotong untuk mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat pulau.

Pameran ini terbuka untuk umum dan diharapkan menjadi jembatan bagi masyarakat perkotaan untuk mengenal lebih dekat kekayaan pesisir Kalimantan Barat.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *