Kolase.id – Indonesia menghadapi tantangan serius di panggung global dalam mengatasi emisi GRK akibat ketergantungan pada bahan bakar fosil. Faktor lain pemicu emisi adalah pertumbuhan sektor pertanian, percepatan urbanisasi, dan tingginya tingkat deforestasi.
Dampak dari emisi GRK ini tidak hanya mempengaruhi wilayah nasional, melainkan juga memiliki konsekuensi global, mempercepat perubahan iklim dan meningkatkan risiko bencana serius.
Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan kaum muda memiliki peranan besar dalam membantu Indonesia mengatasi emisi sekaligus mencapai komitmen iklimnya. Hal ini yang melatarbelakangi Think Climate Indonesia menyelenggarakan Forum Dialog dengan tema “Peran Strategis Organisasi Masyarakat Sipil dan Kaum Muda dalam Mendorong Aksi Perubahan Iklim pada Pemilu Nasional 2024” di Jakarta, 12 Oktober 2023.
Indonesia telah memperbarui komitmen iklimnya melalui Enhanced National Determined Contribution (ENDC) dalam menetapkan target untuk menurunkan emisi GRK sebesar 31,89% melalui business as usual (BAU) dan 43,20% dengan dukungan internasional. Langkah ini sejalan dengan kebijakan nasional dan sektoral yang bertujuan mencegah kenaikan suhu global tidak melebihi 1,5 derajat Celsius, yang juga termuat dalam ENDC yang diperbarui.
“Kita perlu terus konsisten melakukan riset untuk mendorong lebih banyak kebijakan pemerintah yang berdasarkan data. Oleh karena itu, kami dari pemerintah sangat berharap untuk terus mendapatkan masukan dari para organisasi masyarakat sipil seperti think tank,” ujar Tri Sundari selaku Direktur Perizinan Riset dan Inovasi, Badan Riset Nasional dan Inovasi Nasional (BRIN) saat membuka acara.
“Hasil dari apa yang dilakukan para think tank dalam konsorsium Think Climate Indonesia akan dapat berkontribusi terhadap peran pemerintah dan pasti harus masuk dokumen perencanaan dan komitmen Indonesia dalam mendorong aksi perubahan iklim. Ini yang perlu kita kawal bersama,” lanjutnya.
Think Climate Indonesia merupakan konsorsium yang terdiri dari KEMITRAAN/Partnership for Governance Reform, World Resources Institute (WRI) Indonesia, PATTIRO, Yayasan Kota Kita, dan Kaleka, yang didukung oleh International Development Research Center (IDRC) dan Oak Foundation. Sejak tahun 2021, masing-masing organisasi telah mengembangkan aktivitas dan riset yang sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing untuk mendukung aksi iklim di Indonesia.
“Acara ini memberikan kita kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang seberapa penting dan strategis peran dari organisasi masyarakat sipil dalam mendorong aksi iklim berbasis bukti yang lebih berdampak. Kelima think tank dalam Think Climate Indonesia telah membantu kami memahami perubahan iklim serta mitigasi dampaknya terhadap masyarakat Indonesia,” ujar Melanie Robertson, Senior Program Specialist IDRC.
“Kajian-kajian yang kami lakukan menemukan banyak inisiatif yang telah dilakukan, baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Upaya-upaya tersebut akan lebih berdampak jika terlembagakan dan dilakukan secara kolaboratif,” ujar Direktur Eksekutif KEMITRAAN Laode M. Syarief selaku perwakilan Think Climate Indonesia.
Tidak hanya OMS, kajian Think Climate Indonesia juga menunjukkan pentingnya keikutsertaan kaum muda dalam menentukan masa depan Indonesia yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam acara ini juga diluncurkan Kertas Posisi bertema “Pemilu 2024: Momentum Kaum Muda Mengarusutamakan Perubahan Iklim.”
“Di level tapak, kaum muda telah menjadi aktor perubahan. Dalam pesta demokrasi tahun depan, jumlahnya mencakup 60% dari total pemilih. Pemilu 2024 harus menjadi momentum serta kesempatan bagi kaum muda mendorong isu perubahan iklim menjadi agenda prioritas pembangunan nasional,” ujar Cynthia Maharani, Gender, Equity, and Social Inclusion (GESI) Program Lead WRI Indonesia.
Dalam dialog ini, para perwakilan organisasi masyarakat sipil bersama tokoh-tokoh muda, politisi, dan pemangku kepentingan lainnya, berbagi pandangan mereka untuk membentuk kebijakan dan tindakan terkait perubahan iklim.
Pentingnya partisipasi kaum muda dalam menentukan arah masa depan negara untuk mencapai keberlanjutan juga disoroti. Diharapkan bahwa pemimpin masa depan akan memberikan perhatian serius dan meneruskan komitmen serta upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Kajian dan dialog yang telah diinisiasi oleh konsorsium Think Climate Indonesia ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berharga bagi pemerintah mendatang. Kami berharap Indonesia akan terus berkomitmen untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan untuk semua,” ujar Ahmad Rifai, Direktur Eksekutif Yayasan Kota Kita.*