Desa Keramat Jaya Sepakat Dukung Konservasi Dugong

Menjaga Dugong, Mensejahterakan Masyarakat

Avatar
Rapat Koordinasi Konservasi Dugong di Desa Keramat Jaya, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, dilakukan melalui sejumlah pendekatan, termasuk memperkenalkan jenis-jenis ikan dilindungi. Foto: Dok. Yayasan WeBe Konservasi Ketapang

Kolase.id – Pemerintah Desa Keramat Jaya bersama Yayasan WeBe Konservasi Ketapang, YIARI, perwakilan Danpos TNI AL Kendawangan, perwakilan Kapolsek Kendawangan, dan perwakilan masyarakat menyepakati langkah bersama untuk memperkuat konservasi dugong dan ekosistem laut di Kendawangan.

Rapat koordinasi ini menjadi momentum penting dalam menyusun nota kesepahaman (MoU) serta rencana aksi pengembangan usaha dan konservasi bahari berbasis desa.

Ketua Yayasan WeBe Setra Kusumardana menegaskan bahwa dugong merupakan satwa ikonik Kendawangan sekaligus indikator kesehatan ekosistem padang lamun.

“Keberadaan dugong bukan hanya soal menjaga satwa, tetapi juga menjaga keberlanjutan sumber daya laut yang mendukung perikanan dan membuka peluang usaha wisata pesisir. Menjaga dugong berarti juga mensejahterakan masyarakat,” katanya di Ketapang, Jumat (26/9/2025).

Dalam kegiatan ini, Yayasan WeBe juga menyampaikan data terbaru bahwa sepanjang tahun 2025 telah terjadi empat kasus kematian dugong, dua lumba-lumba, dan satu pesut di perairan Ketapang. Fakta ini menjadi peringatan serius bagi semua pihak untuk memperkuat kolaborasi.

Perwakilan YIARI drh Komara menambahkan, dugong berperan sebagai payung ekosistem karena membantu menyebarkan biji lamun. Secara tidak langsung, dugong berperan sebagai petani lamun di lautan. Peran ini seperti orangutan di daratan yang menyebarluaskan biji dari buah yang dimakannya di daerah hutan yang dijelajahinya.

Selain dukungan tim medis, Vio, tim edukasi YIARI juga memberikan dukungan program-program edukasi konservasi dan kesenian untuk anak usia sekolah. Sementara itu perwakilan dari TNI AL Kendawangan menyatakan dukungan penuh atas upaya kolaboratif ini.

Kegiatan ini juga didampingi Pokmaswas Cempedak Lestari yang berbagi cerita perjalanan kelompok masyarakat di dusun Pulau Cempedak yang secara swadaya melaksanakan program konservasi dugong dan lamun serta manfaat yang dirasakan oleh masyarakat di Pulau Cempedak. Cerita dari Dang Yanto dan Tono menjadi inspirasi bagi warga masyarakat Desa Keramat Jaya yang hadir sore itu.

Hasil Rapat Desa Keramat Jaya

Rapat yang digelar di Aula Kantor Desa Keramat Jaya membahas poin penting yang akan menjadi ruang lingkup MoU dan komitmen bersama antara pemerintah – masyarakat desa dan Yayasan WeBe yaitu:

  1. Dukungan penetapan Padang Lamun sebagai Zona Aman Dugong – Desa berkomitmen menjaga area padang lamun agar bebas dari aktivitas berisiko bagi dugong namun masih memberikan ruang usaha bagi masyarakat.
  2. Dukungan terhadap SOP Penanganan Dugong Hidup maupun Mati – Penerapan prosedur resmi sesuai arahan DKP Kalbar, BPSPL Pontianak, dan mitra untuk memastikan penanganan tepat.
  3. Sosialisasi Larangan Konsumsi dan Jual Beli Dugong – Masyarakat akan diberikan pemahaman tentang status hukum dugong sebagai satwa dilindungi.
  4. Fasilitasi Penerbitan Peraturan Desa (Perdes) Konservasi – Pemerintah Desa siap mendukung regulasi lokal sebagai payung hukum teknis konservasi bahari, khususnya perlindungan dugong dan padang lamun berbasis desa.
  5. Pembentukan Pokmaswas Desa Keramat Jaya – Kelompok Masyarakat Pengawas akan dibentuk untuk mendukung pengawasan laut partisipatif.
  6. Pelibatan Pemuda dan Perempuan – Melibatkan Karang Taruna dan PKK dalam edukasi dan aksi konservasi.
  7. Keterlibatan BUMDes dan Koperasi Merah Putih – Yayasan WeBe mendukung pengembangan usaha masyarakat berbasis konservasi (perikanan ramah lingkungan, wisata edukasi lamun–dugong, pengolahan hasil laut) agar manfaat ekonomi dirasakan warga.

Kemitraan dan Dukungan Multipihak

Program konservasi dugong dan padang lamun di Kendawangan merupakan bagian dari kemitraan strategis yang melibatkan banyak pihak, khususnya Yayasan WeBe, YIARI, dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalbar selaku pengelola Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kendawangan. Dukungan ini memastikan bahwa langkah yang dilakukan sejalan dengan kebijakan pengelolaan kawasan konservasi laut yang sah secara hukum.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari BPSPL Pontianak melalui sosialisasi jenis-jenis ikan dilindungi, sehingga masyarakat tidak hanya memahami pentingnya dugong, tetapi juga satwa laut lain yang harus dijaga. Program ini turut diperkuat oleh dukungan BIMP-EAGA-ROK Cooperation Fund (BKCF) melalui Yayasan WeBe dan YIARI.

Selain lembaga pemerintah, ruang kemitraan terbuka luas bagi pelaku usaha dan sektor industri di sekitar Kendawangan. Keterlibatan sektor swasta, baik dari industri perkebunan, pertambangan, maupun perikanan, akan memperkuat sinergi dalam pendanaan, pengembangan usaha desa berbasis konservasi, program CSR, serta dukungan teknologi dan inovasi pemantauan ekosistem laut.

Agenda Lanjutan di Tiga Desa Pesisir Kendawangan

Rapat di Desa Keramat Jaya merupakan pertemuan pertama dari rangkaian kegiatan serupa yang akan digelar di tiga desa pesisir lainnya di Kecamatan Kendawangan, yaitu Desa Mekar Utama (3 Oktober 2025), Desa Kendawangan Kiri (4 Oktober 2025), dan Desa Kendawangan Kanan (6 Oktober 2025).

Pembahasan di setiap desa akan difokuskan pada penetapan komitmen desa melalui MoU, identifikasi model usaha prioritas, serta penyusunan rencana aksi 90 hari yang melibatkan pemerintah desa, kelompok masyarakat, aparat, dan mitra usaha.

Kepala Desa Keramat Jaya menegaskan, pihaknya siap menjalin kerja sama. “Dugong adalah warisan kita. Melestarikannya berarti menjaga masa depan desa kita,” sebutnya.

Dengan tagline “Menjaga Dugong, Mensejahterakan Masyarakat”, Desa Keramat Jaya menegaskan komitmennya untuk menjadi salah satu desa pionir konservasi bahari berbasis masyarakat di Kabupaten Ketapang.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *